Tuesday, May 10, 2011

Mesum Pacar Pertama

Cerita Dewasa Mesum Pacar Pertama. Cerita terbaru 2011 ini adalah cerita ngentot yang penuh kenikmatan. Memiliki pacar yang cantik seksi sangat dididamkan siapa saja apalagi sampai dapat melihat kecantikannya pada saat bugil dan melakukan seks mesum. Selain itu tubuhnya penuh gelora nafsu birahi yang membuat hasrat untuk menjamah semakin menjadi-jadi. Percikan nafsu itu pun terlaksana pada saat pasangan ini bercumbu dan melakukan adegan seks mesum dalam berhubungan.

Hubungan mereka sangat romantis, sangkin romantisnya hubungan ini menjadi hubungan seks mesum diantara dua insan. Sang pemuda yang gagah selalu mencumbu wanitanya yang cantik, seksi dan memiliki payudara indah. Kulit putih mulus tanpa cacat itu membuat gelora nafsu seks memuncak untuk menjamah. Seperti apa kisah ini berawal dan berlanjut. Berikut Cerita Dewasa Mesum Pacar Pertama selengkapnya


Tugas Kenikmatan
Halo, perkenalkan namaku Dana usia 27 tahun berasal dari Sumatra Utara. Aku sudah berkeluarga dengan 1 anak yang masih berusia 3 tahun. Aku dan R suamiku hidup sangat romantis dan sebenarnya keharmonisan kami sudah terbentuk sejak kami masih berteman (R adalah rekan kerja satu kantor sampai sekarang) yang seiring berjalannya waktu kamipun berpacaran.

Ternyata keasikan pertemanan kami setelah memasuki masa pacaran tidak mengalami perubahan malah semakin kompak karena untuk pulang kerumah aku tidak perlu kuatir jam berapapun karena R dengan setia siap mengantarku pulang atau kalau aku yang lembur maka R akan pulang duluan lalu kembali ke kantor untuk menjemput. Maklumlah sekalipun posisiku dikantor masih tergolong pegawai biasa tetapi kesibukan seolah tidak pernah berhenti dan aku sangat menikmati pekerjaan itu.

Oh ya aku saat ini aku bekerja di bagian keuangan salah satu NGO asing yang menangani perpajakan sehingga banyak sekali tugasku menuntut aku harus banyak menghabiskan waktu untuk berhubungan dengan orang-orang pajak yang sudah menjadi rahasia umum sangat banyak tuntutan. Akupun jadi terbiasa menghadapi mereka dan tak jarang untuk dapat "melunakkan" hati mereka aku harus bersikap seluwes bahkan cenderung berpura-pura genit termasuk tampil agak seronok dengan tujuan supaya tugasku dapat selesai dengan mudah. Untungnya suamiku cukup bijaksana dan dapat memahami keberadaanku dengan memberikan kepercayaan 100% kepadaku. Ternyata keleluasaan ini justru membawa aku kedalam situasi yang sulit hingga akhirnya aku memasuki satu dunia yang belum pernah kukenal tapi gilanya aku jadi sulit untuk keluar dari dunia tersebut yaitu threesome sex.

Awalnya ketika itu kantorku menjelang tutup buku dan seperti biasanya kesibukan kami di keuangan menjadi luar biasa tingginya sampai-sampai ada beberapa rekanku yang harus pulang kantor menjelang pagi. Aku sendiri tetap pada tugas utama yaitu merapihkan laporan-laporan pajak dengan dibantu oleh petugas-petugas pajak. Syukurlah kali ini yang ditugasi untuk konsolidasi ada 2 orang yang sudah tidak asing bagiku yaitu Heru (26) dan Dimas (25) sehingga aku tidak perlu buang-buang waktu untuk beradoptasi dan menjelaskan kondisi kantorku.

Kami janjian ketemu di Hertz Chicken untuk makan siang sekaligus berdiskusi awal menyepakati hal-hal apa yang harus dilakukan dan pembagian tugasnya. Karena sudah akrab kamipun menyelingi diskusi dengan senda gurau dan setelah itu kami lanjutkan pekerjaan inti di kantor mereka yang letaknya cukup jauh yaitu di Tanggerang. 3 hari pertama semua berlangsung normal, ketika memasuki hari ke 4 volume pekerjaan semakin serius sehingga tidak terasa sudah jam 8 malam. Sedangkan target selesai kerjaan kami hari ke 6 sudah harus dilaporkan. Akupun jadi gelisah sendiri dan rupanya Heru menangkap gelagat itu dan mencoba membantuku mencari solusinya.

"Bukan apa-apa Her, rumahku kan jauh sekali di Bogor sedangkan jam segini aku masih di Tanggerang"
"Ya udah begini saja, bagaimana kalau Mbak Muti bermalam saja di cottage dekat kantor lalu besok pagi minta tolong suami Mbak Dana membawakan pakaian ke kantor. Tapi sekarang harus kasih tahu dulu sama suami supaya dia tidak gelisah nungguin," usul Heru
"Boleh juga, usul diterima" sambutku gembira dan mengangkat tangan untuk TOSH dengan Heru.

Segera kutelpon suamiku R yang sedang berada di luar kota untuk minta ijin dan R menyetujui bahkan menyuruhku supaya mentuntaskan. Setelah makan malam nasi goreng di kantor akupun minta tolong Heru mengantarku ke cottage yang dimaksud. Setiba disana ternyata tempatnya cukup menyenangkan karena tersedia ruang tamu dan 2 kamar ditambah lagi hari itu ada rate khusus berkenaan dengan ulang tahun cottage tersebut. Melihat itu spontan aku langsung setuju bahkan menyesali.

"Tahu begitu kita kerja disini saja lebih enak"
Rupanya reaksiku ini disambut oleh Heru, "kalau begitu bagaimana kalau kita melanjutkan tugas kita disini supaya aku dan Dimas enggak perlu repot-repot karena disini kan bisa sekalian mandi lalu tidur, mumpung kamarnya dua.. gimana Mbak?"
"Boleh saja," jawabku pendek tapi dalam hati menyesali spontanitasku tadi karena berarti malam ini aku akan berada bersama 2 laki-laki dalam satu atap rumah.

Namun keraguanku pupus karena aku berusaha berpikir positif, toh kita nggak akan macam-macam karena kamar kami terpisah, kalaupun terjadi apa-apa atas diriku aku bisa berteriak. Ah, jahatnya hati ini.. kalau dilihat dari sikap dan penampilan mereka yang intelek mana mungkinlah mereka mau berbuat macam-macam.

Tak lama kemudian Dimaspun datang dengan membawa beberapa tumpuk order dan meletakkan di meja makan yang rencananya akan kami jadikan meja kerja. Untuk menghilangkan rasa lelah aku memutuskan untuk berendam di kamarku yang juga dilengkapi dengan kamar mandi. Tapi baru kusadar aku tidak membawa pakaian, untunglah aku membawa kaos mirip singlet dan kebetulan dibalik celana panjang yang kupakai aku juga mengenakan celana sport stretch hitam sebatas diatas lutut. Masalah lain adalah aku hanya membawa CD yang menempel.. Duh bagaimana ya..

Akhirnya aku dapat ide untuk mencuci CD itu dan menjemur di kamar mandi dengan harapan besok pagi sudah kering. Sebagai pengganti CD aku melapisi kemaluanku dengan panty liner yang kutempelkan langsung di celana. Beress.. Kan?? Lalu mandilah aku dengan air panas yang sudah kuatur sesuai selera. Usai mandi akupun berbusana seperti yang sudah aku pikirkan dan ketika keluar kamar kulihat Heru dan Dimas sudah segar karena mereka juga sudah mandi dan seolah sudah janjian mereka sama-sama mengenakan celana pendek, tapi bagian atasnya hanya Heru yang mengenakan kaos singlet sedangkan Dimas bertelanjang dada saja membiarkan dadanya yang bidang berotot dan berbulu itu terpampang membuat darahku sedikit berdesir.

"Maaf Mbak Dana aku terpaksa tidak pakai apa-apa karena tadi waktu mau mandi bajuku jatuh dari kapstok sehingga basah"

Dimas berusaha menjelaskan dan menutupi rasa saltingnya karena mataku menatap tajam.

"O ya, tapi sudah dijemur kan?" tanyaku basa basi.
"Sudah sih," jawab Dimas sambil pura-pura sibuk dengan kerjaannya lagi.
"Ah, bilang aja mau pamer bulu sama Mbak Dana.. ck, ck, ck.. Di kampungnya aja segitu banyak apalagi di kotanya.. ha, ha, ha" ganggu Heru sambil melirik ke aku dan kulihat Dimas semakin malu.

Rupanya introduksinya Heru tidak berhenti disitu karena akhirnya kami kembali bersenda gurau yang selanjutnya topikpun beralih serius menjadi diskusi tukar pikiran seputar hal-hal yang sangat pribadi dan kamipun tenggelam asik dalam pembicaraan tentang teknik-teknik ML. Dari situ baru kuketahui dari kisah-kisah mereka ternyata Heru sangat piawai dalam teknik sex. Heru terus bercerita tentang pengalamannya dengan beberapa teman gadisnya yang menurut pengakuannya cewek-cewek itu sangat tergila-tergila dengan permainannya.

Lain halnya dengan Dimas yang lebih banyak mendengarkan tapi tanpa sadar Dimas sudah menutupi bagian auratnya dengan bantal, mungkin malu kalau ketahuan "adik"nya sudah meronta-ronta. Semula aku bertahan untuk tidak menceritakan pengalamanku, tapi karena Heru pandai memanfaatkan suasana akhirnya kuceritakan juga apa saja yang aku dan suamiku pernah lakukan tapi masih dalam batas yang sopan karena itu hal yang tabu untuk disampaikan kepada orang lain apalagi lawan jenis dan bukan suami sendiri.

Lama kelamaan level cerita kamipun meningkat, aku sudah semakin berani menyampaikan hal yang sekecil-kecilnya tentang apa saja yang masing aku dan suamiku sukai. Begitu juga dengan Dimas yang berhasil dibuat mengaku kalau ternyata selama ini mengalami minder akibat bawaan lahir karena memiliki penis yang sangat besar. Dengan tetap berusaha keras mengendalikan hormon wanitaku aku berusaha untuk menghibur Dimas.

"Ah, kenapa harus minder.. Justru seharusnya bangga dong. Seperti aku, maaf kata nih, aku suka minder karena memiliki rambut yang berlebihan. kalau laki-laki seperti kamu sih nggak apa-apa, tapi aku suka kuatir suamiku tidak menyukainya. Buktinya setiap aku memintanya untuk mengoral selalu ditolak halus, tapi jangan salah.. Dia selalu puas dengan coitus kami"

Hari semakin malam dan topik diskusi kami semakin panas dan kamipun sudah berpindah ke sofa. Ketika kami membahas threesome sex dan entah sadar atau tidak sambil bercerita posisi duduk sudah tak karuan.. Aku bersandar di pegangan sofa dengan kaki diatas pangkuan Heru dan kaki sebelah berjuntai ke karpet dimana Dimas duduk dilantai sambil menikmati Heru yang memijat betis indahku dengan bulu-bulu halus yang tumbuh rapih disitu dan Dimas memijit telapak kakiku yang putih bersih dengan kuku dilapisi kutex transparan.

Begitu nikmat sensasi pijatan yang mereka berdua lakukan akhirnya aku merasa melayang apalagi pijitan Heru sudah naik ke arah pahaku dan aku ingat aku hanya mengangguk dengan mata terpejam ketika Heru dan Dimas melepaskan celana sportku dengan alasan untuk memudahkan pemijitan dan lupa kalau itulah pertahananku terakhir. Ketika kubuka mata untuk mencegah upaya mereka tapi ternyata terlambat karena celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku.

"Duh.. Kalian ini.. Aku jadi malu"

Tapi mereka tidak menggubris sebab mereka sudah asik masing-masing dengan kakiku.. Dan aku semakin bergumul dengan diri ini antara menolak dan sebaliknya.. Yang kesimpulannya aku dengan perlahan dan sambil menggoyang-goyangkan pinggul akibat sensasi yang begitu hebat membuka kakiku terbuka lebar-lebar dan melupakan rasa malu karena telah memamerkan bagian dari wanita yang mestinya aku tutupi dan hanya dapat dibuka didepan suamiku. Tapi peraturan itu seolah tidak berlaku karena dibawah selangkanganku sana dua lelaki muda sedang menggeluti pahaku dan.. Oow mereka tiba-tiba berubah seperti hewan lapar sedang rebutan makanan dan begitulah mereka sedang saling dorong untuk bisa melahap kemaluanku..


Dan akhirnya Dimas mengalah membiarkan Heru melahap kemaluanku dengan rakusnya, selanjutnya giliran Dimas yang berbeda dari Heru.. Lebih lembut tapi oougghh seluruh permukaan kemaluanku terasa dikunyah, penasaran mau tahu apa yang sedang Dimas lakukan, kubuka mata dan kulihat mulutnya yang ditumbuhi janggut dan kumis tebal itu telah menutupi kemaluanku membuat aku kegelian hebat serta tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang mendesak dari bagian bawahku yang ternyata cairan kewanitaanku mengalir deras memenuhi rongga kemaluanku..

Setelah puas menggeluti kemaluanku Heru mengambil handuk dan menyeka kemaluanku.. Dan mengambil sesuatu yang ternyata krim cukur jenggot dan shaver.. Aku tahu apa yang akan Heru lakukan tapi akibat kenikmatan oral sex itu aku seperti tidak berdaya dan tetap telentang dengan posisi mengangkang..

"Heru apa yang mau kamu lakukan??"

Tapi pertanyaanku tidak digubris malah Heru memberi kode kepada Dimas yang kemudian Dimas menghampiriku dan didepan mataku dia menurunkan celana pendeknya.. Dan wow.. Batang kemaluan Dimas ternyata sudah memuai sampai sebesar tangan bayi.. Dengan tetap lembut Dimas menyodorkan Super Dicknya ke mulutku sehingga mulutku sekarang penuh sesak dengan penis milik Dimas sementara dibawah sana Heru rupanya asik mencukuri kemaluanku.. Semua proses itu berlangsung kira-kira 15 menit dan ketika "pekerjaan" Heru selesai Dimaspun mencabut penisnya dari mulutku.

Ketika kutengok kemaluanku sudah licin memerah.. Setelah membersihkan sofa dari bulu-buluku Heru memulai tugas lainnya, penisnya yang tidak kalah besarnya dari milik Dimas segera melompat dari celana pendeknya.. Sehingga yang terlihat sekarang 3 insan berlawanan jenis sudah polos tidak mengenakan apa-apa terlebih aku sudah seperti bayi karena kemaluanku sudah tidak ditumbuhi bulu lagi dan sedang digosok-gosok oleh batang kemaluan Heru sampai cairanku keluar seolah menyatakan siap untuk menyambut penis Heru yang besar dan penuh urat..

"Sshh.."

Hanya desisan itu yang keluar dari mulutku ketika kepala cendawan itu menerobos perlahan kewanitaanku yang selama ini hanya digunakan oleh suamiku R. Secara naluri mulutku terbuka lebar ketika kurasakan batang kemaluan Heru sudah tertanam seluruhnya di dalam liang senggamaku.. Setelah beberapa saat didiamkan yang ada dibenakku adalah betapa sesaknya kemaluanku dan gatalnya minta ampun sehingga tanpa sadar pinggulku bergoyang yang disambut dengan genjotan Heru..

Selang beberapa lama Heru tiba-tiba membalikkan tubuh kami dengan penis masih tetap tertanam sehingga sekarang aku berada diatas Heru memberiku kesempatan untuk mencari sensasi sendiri.. Hal ini berlangsung cukup lama entah sudah berapa kali aku orgasme.. Tak lama kurasakan bokongku ada memukul-mukul pelan, ketika kutengok ternyata Dimas sedang dalam posisi tegak dibelakangku dan mengoleskan baby oil ke anusku.. Selanjutnya yang terjadi adalah kenyataan 2 penis besar mereka sudah tertanam dalam tubuhku.. Luar biasa nikmatnya sampai akhirnya merekapun ejakulasi dan menumpahkan di wajahku..

Setelah itu kami bertiga tertidur pulas dan pagi-pagi kami bangun melanjutkan pekerjaan yang tersisa. Bedanya dengan kemarin-kemarin adalah sekarang kami bekerja tanpa sehelai benangpun dan bila sudah mulai bosan kami selingi dengan persetubuhan.. Kadang aku melayani sekaligus berdua, kadang satu-satu dan sementara salah satu dari mereka tetap bekerja.

Lucu memang.. Tapi itulah pengalaman dahsyat yang aku alami dan membuat aku jadi sekarang jadi ketagihan.. Malah aku pernah melayani Heru dan Dimas ditambah 3 orang temannya yang lain.. Luar biasa.. Benar-benar aku sudah punya dunia sendiri diluar ijin suamiku R.

Cinta Terlarang Birahi

Cerita dewasa mesum ini adalah cerita sepasang kekasih yang bernafsu seks birahi pada hubungan mereka. Dari hubungan dimabuk cinta itu, sepasang kekasih ini selalu dihinggapi kisah-kisah romantis dan sampai juga pada perbuatan seks mesum yang dilakukan dengan nafsu birahi yang membara. Ngeseks mesum yang dilakukan pemuda dan cewek seksi bugil ini menjadi awal kisah cerita dewasa tanpa rekaman video 3gp terbaru seperti saat ini.

Kasih sayang dengan nikmat ngeseks yang dilakukan seperti tidak megindahkan arti percintaan sesungguhnya. Mereka hanya mengadakan kedepan nafsu birahi seks mereka sebagai alat untuk cinta kasihnya. Padahal cerita seks dari hubungan kasih sayang adalah sangat indah, dengan norma baik. Seperti apa cerita seks mesum yang selengkapnya, baca terus dibawah.



Devi dan Sony adalah dua remaja yang sedang dimabuk cinta, keduanya mengagungkan kesetiaan dan ketulusan dalam mengarungi perasaan kasih sayang yang selama ini menghinggapi kedua sejoli itu. Hubungan mereka telah terjalin selama 3 bulan dan dipenuhi dengan kisah-kisah romantis yang indah. Janji untuk saling setia dan mengasihi selamanya sampai ajal menjemputpun diucapkan. "Dev!, Aku punya kaset CD menarik yang bercerita tentang gejolak cinta anak muda Amerika!", Kata Sony kepada Devi saat istirahat di sekolah. "Wah menarik sekali! Ingin rasanya aku menonton", respon Devi penuh antusias. "Kalau begitu habis sekolah kita nonton bareng di rumahku, kebetulan rumah sedang kosong, Mama dan Papa sedang ke Medan, kakakku ke Surabaya ngurus skripsinya, pembantu pulang kampung jadi aku sendirian nich!", tawar Sony pada gadis cantik di depannya.

"Cihui!, Kita bisa bebas dong, nggak ada mata sinis atau muka cemberut dari ortumu!", teriak Devi kegirangan. "Jangan gitu dong!, jelek-jelek mereka orang yang memeliharaku lho". "Maaf deh!, maaf aku hanya bercanda". "Teet!".., "Teet!" "Waduh bel masuk sudah berbunyi tuh! Yuk, kita masuk ke kelas! Oh ya, kutunggu kau di depan gerbang sekolah". "Cup!", Sony mencium kening Devi dengan mesra. "Saya mencintaimu Dev!". "Saya juga mnecintaimu Son!". Keduanyapun segera menghambur menuju kelas masing-masing.

"Ayo Dev masuk, nggak usah sungkan nggak ada orang kok, anggap aja rumah sendiri", ajak remaja tanggung yang memiliki wajah mirip Keanu Reves kepada Devi, gadis bertubuh montok berwajah cantik yang berhasil digaetnya tiga bulan lalu dengan perjuangan yang gigih. "Aku ambil minum dulu, kamu langsung aja puter filmnya, ini CD-nya". Tanpa diperintah lagi Devi langsung meraih kaset CD dari tangan Sony dan langsung memasukkannya dalam VCD Player yang ada di ruang keluarga.

"Gimana Dev filmnya, bagus nggak?", tanya Sony saat keluar dari dapur dengan membawa sebotol air putih beserta 2 gelas. "Belum tahu dong, baru saja mulai". "Wah!, bintangnya ganteng dan cantik lho Son, seperti kita berdua". "Bisa saja kamu".

Merekapun tampak asyik masyuk menikmati film di layar gelas 29 inci. Keduannya sangat mesra, mereka duduk dengan perpelukan, sesekali Sony mencium pipi Devi yang merah dan mulus, Devipun tak mau kalah, dia balas mencium. Siang itu agaknya dunia berpihak pada mereka. Suasana rumah yang sepi membuat mereka berdua leluasa menumpahkan kasih sayang selama ini terkekang oleh aturan orang tua. Namun canda dan tawa mereka tiba-tiba terhenti berganti dengan desahan-desahan halus dari speaker sub woofer TV, tubuh kedua remaja itu menegang, wajah mereka memerah seperti kepiting rebus, nafas mereka terdengar memburu. Tatapan mata mereka tertuju pada adegan film yang membuat jantung berdegup kencang.

Devi dan Sony tampak menghayati permainan dua insan berlainan jenis tanpa sehelai benang pun saling berpagutan, mengulum, berciuman, menjilati kemaluan, erangan halus dan desahan nafas bintang remaja amerika itu mematri amat kuat dalam ingatan mereka berdua. Nafsu birahi dua sejoli yang sedang dilanda kasmaran merambat naik membuat keduanya menggigil menahan gejolak yang sangat kuat. "Dev, aku mencintaimu, aku men.., men.., menyayangimu", kata Sony dengan suara bergetar sembari mencium tangan Devi. "Aku jug.., juga cinta kamu Son", kata Devi terbata-bata Keduanya saling berpandangan, nafsu birahi mereka mencuat dirangsang oleh tontonan yang aduhai dan memabukkan.

"Devi.., aku ingin kita bersatu jiwa dan raga". "Maksudmu?". "Aku ingin kita melakukan seperti difilm itu". "Maksudmu hubungan seks!" kata Devi terkejut, Sony hanya menganggukkan kepala. "Tidak Son, Kita belum meni.." Belum selesai perkataannya, tubuh Devi menggigil hebat saat sangat Sony merayapi buah dadanya yang telah mengeras melalui sela-sela kancing baju. "Kau cantik Dev, aku ingin mencurahkan kasih sayangku padamu", bisik Sony sambil lidahnya menjilati daun telinga Devi. "Son!, jang.., an Son jang..". "Tidak Dev, kau adalah milikku, kita akan bersama selamanya dan tidak akan pernah berpisah".

Devi tak kuasa menolak ajakan bejat dari Sony untuk melakukan hubungan badan, nafsu birahinya telah menguasai akal sehatnya. Sony mulai melakukan serangan kepada Devi, memory gerakan yang ada difilm segera saja dipraktekkan. Sony memagut bibir Devi dan Devipun membalas dengan hangat, keduanya saling mengulum dan berpelukan mesra. Walau masih pelajar SMU tangan sony telah terampil untuk membuat rangsangan dahsyat ke tubuh Devi yang sintal dan mulus itu. Satu persatu kancing baju seragam Devi dilepasnya dan kini tampak kutang berwarna putih menyembuh keluar. Melihat kutang Devi, Sony tak tahan lagi, dia langsung melepas kutang itu dan membenamkan wajahnya di buah dada yang ranum milik Devi. Disedot-sedotnya puting susu Devi yang kenyal.
"Ahh.., uuh.., ahh.., uuh", Devi tampak mengerang keenakan ketika tangan kiri Sony mulai meremas-remas buah dada Devi dan mulutnya menyedot puting susu Devi.Perlakuan itu membuat nafas gadis cantik yang masih perawan itu memburu dan tubuhnya menggelinjang tak karuan. "Son.., uhh.., ugh.., ahh!", mulut Devi menganga saat mengerang menahan hentakan nafsu dan aliran hawa aneh yang belum pernah dia rasakan selama ini.

Mendengar erangan Devi yang erotis membuat penis Sony mengeras dan menegang. Penis yang selama ini hanya dipuaskan dengan tangan, agaknya akan menemukan lubang fantasi yang sebenarnya telah diinginkannya sejak lama. Nafasnya memburu peluh mulai bercucuran seiring dengan naiknya panas tubuh mereka. Sony mulai menyusuri tubuh Devi yang montok, dia mengendus-endus dan mencium serta menjilati perut Devi, membuat gadis berumur 17 tahun itu kegelian dibuatnya. Rok abu-abu yang masih melekat segera dilepas Sony dengan setengah paksa.

"Dev, kau cantik sayang, tubuhmu indah, hmm, nikmat!", rayuan gombal Sony membuat perasaan Devi melambung menembus awang-awang. "Son.., lakukanlah!, lakukanlah!". "Sabar Dev, kita akan bersama-sama menjumpai kenikmatan yang maha dahsyat yang belum pernah kita rasakan. "Agghh.., ughh.., uuh.., ahh", tubuh Devi menggelinjang, nafasnya memburu dan dari mulutnya keluar erangan kenikmatan saat tangan nakal Sony meremas vagina Devi yang masih tertutup celana dalam berwarna hitam. Lelaki berumur 19 tahun itu menindih tubuh kekasihnya, ditatapnya wajah cantik dengan bibir merah merekah dengan mesra.

"Buka matamu Dev, rasakan aliran nikmat yang terus menerjang dan mendesak-desak tubuh kita", pinta Sony saat melihat mata Devi terpejam karena tak kuasa menahan kenikmatan yang asing dan baru pertama kali ini dia rasakan. "Bagaimana sayang, kau bahagia?", tanya lelaki itu sembari tersenyum romantis. "Kau nakal Son?, Kau membuatku lupa diri". "Aku ingin membahagiakanmu Dev". "Uuuh.., aah.., uhh", Devi kembali mengerang saat lehernya digigit lembut oleh Sony. "Dev, bantu aku membuka bajuku". Gadis yang telah memuncak birahinya itupun langsung membuka kancing baju pacar yang menindih tubuhnya. "Jangan gitu dong Son, bajumu nggak bisa kulepas, jangan menciumi aku dulu". "Oh Sorry, habis kamu cantik sih", keduanya langsung tertawa cekikikan. "Oke, aku buka sendiri deh", setelah berkata begitu Sony langsung melepas baju dan celana panjang sehingga kini dia hanya memakai celana dalam saja dan tampak kepala penisnya menyembul keluar seakan mau berkata kalau dia sudah siap untuk bertugas.

Tanpa kompromi lagi, dia langsung menghujani ciuman ke leher, bibir dan buah dada Devi dengan penuh nafsu, digelutnya tubuh gadis yang membuatnya mabuk kepayang itu dengan aroma birahi. Keduanya bergulingan di lantai, mereka sudah tidak mempedulikan sekelilingnya, film dari VCD yang masih berlangsung sudah tidak menarik lagi bagi mereka, benda-benda di sekitar ruang keluarga menjadi saksi bisu bagaimana Sony dan Devi memburu kenikmatan yang hanya diperbolehkan bagi mereka yang telah resmi menjadi suami isteri. "Dev, Hmm". "Sony.., kau hebat aku bangga padamu". "Auuhh.., aghh.., uhh"

Kembali Sony menyusuri lembah-lembah misteri di tubuh devi, dan sampailah kini dia di lembah yang paling rahasia bagi kewanitaan Devi, Vagina, kulit paha yang putih mulus membuat penis Sony mengangguk-angguk dengan hebat, CD-nya sudah tidak sanggup menahan desakan penis yang telah membesar itu. Celana dalam Devi yang masih membungkus vagina segera dilepas Sony dan tampaklah vagina Devi yang memancarkan cahaya birahi amat kuat, membuat Sony kelabakan. Nafsu Sony bertambah beringas melihat vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus, ditekuknya lutut Devi dan dibukanya paha Devi. Sony melihat daging merah ranum yang membuatnya menelan ludah. Tanpa ba.., bi.., Bu lagi dibenamkannya kepala Sony diantara kedua paha Devi. Dijilatinya selakangan Devi, kemudian disedotnya bibir vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu, klitoris Devi menegang jadinya, Sony pun tanggap bahwa Devi telah meningkat birahinya dan diapun langsung menggetarkan klitoris itu dengan telunjuk kanannya, membuat vagina devi semakin membesar dan mengencang.

Tak lama cairan bening vagina tanpa permisi mengucur deras membasahi bulu-bulu lembut yang ada di sekeliling bibir vagina, bahkan sebagian tumpah membasahi lantai keramik ruang keluarga tempat kedua remaja itu memadu cinta. Sony pun segera menghisap cairan itu dan menyedotnya sampai licin tandas. "Uuuenak tenan Dev, manis, asin dan gurih", kata Sony, mendegar perkataan kekasihnya Devi tersenyum bangga. Sony kembali menggetarkan klitoris Devi, diapun mengkombinasikan dengan sedotan pada puting susu Devi yang mengeras. "Uuuh.., ughh.., aahh", tubuh Devi menegang dan menggelinjang dengan dahsyat, kedua tangannya menjambak rambut Sony yang sedang asyik mengulum susu putihnya. "Son, masukkan penismu Son dalam vaginaku.., cepat Son.., cepat.., aku akan.., aah.., aahh.., uhh.., auughh.., auu", erangan Devi kali ini lebih keras dari sebelumnya, tubuhnya berguncang hebat, lenguhan panjang keluar dari mulutnya. Dia orgasme! .

Setelah Devi tenang, kembali Sony menindih tubuh Devi yang telah bugil.
"Sabar Dev, ini baru permulaan, kita akan merasakan kenikmatan yang lebih nikmat lagi". Diciumnya gadis yang dicintainya itu dengan kasih sayang, Devi kelihatan tampak puas setelah dia menggapai bintang-bintang lazuardi di langit kenikmatan.
"Ok Dev, sekarang gantian kau yang merangsangku", Sony meraih tangan devi, diapun duduk di Sofa. "Dev, Kamu pintar berkaroake kan?, Nah sekarang penisku kamu buat karaoke Dev, jilatilah dan kulumlah", pinta Sony pada Devi yang masih terlihat merem melek. Sony langsung melepaskan celana dalamnya sendiri dan tampaklah penis yang besar dan panjang bagaikan pisang raja sehingga membuat Devi sedikit ragu untuk mendekat. "Jangan takut Dev, tidak apa-apa, Ini milikmu, kau berhak memiliki dan menikmati penisku Dev", kata Sony sambil menarik kedua tangan Devi dan dilekatkan pada penis yang kekar itu

Devi pun mulai terbiasa dan dia langsung menjilati kepala penis dengan antusias dan penuh birahi, membuat Sony merem melek keenakan. "Terus Dev.., teruus.., oohh.., uuhh nikmat". Dikulumnya Kepala penis itu dan disedotnya dengan mulut Devi yang membuat tenaga Sony seakan-akan luluh lantak, diapun mengerang dan menggelinjang menahan birahi yang sangat dahsyat. Devi yang sudah mulai mengikuti irama seks Sony melancarkan serangan, dia menjilati scrotum Sony, rambut kemaluan yang lebat tak luput dari tangan terampil Devi membuat Sony kelabakan dan ngos-ngosan. Setelah beberapa lama Devi mengaduk-aduk dan membelai dengan sentuhan nafsu yang ganas penis Sony, tubuh Sony pun bergetar hebat, dia merasakan aliran aneh menyusup di sekujur tubuhnya mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki, tubuh Sony berguncang dengan keras membuat sofa tempat dia duduk mengeluarkan bunyi nyaring.

"Dev.., ooghh.., ughh.., Dev.., kau.., kau". "Croot.., croot.., crot", sperma Sony menyembur ke dalam mulut Devi membuat gadis bertubuh putih mulus itu tersedak. "Wah sperma mu banyak banget Son, membuat aku tersedak nih, tapi rasanya Oke punya lho, hmm aumm", kata Devi sambil menjilati sisa sperma yang masing ada dikepala penis, disedotnya batang penis Sony hingga cairan spermanya keluar semua dan Devi pun segera menelannya. "Kau hebat Dev, kau cantik", rayu Sony di atas sofa dengan lirih sembari tangannya membelai lembut rambut gadis yang telah membuatnya orgasme. "Kau masih kuat Dev?". "Tentu Son, kau belum memberiku kenikmatan sejati, penismu belum melaksanakan tugasnya". "Ohh Devi, kau benar-benar pengertian sayang". Sony pun kembali memeluk Devi dan menjilati telinga kanannya hingga membuat Devi menggigit puncak Sony karena kegelian. "Aduh.., aduh sakit nih". "Habis.., kau nakal".

Sembari duduk kedua remaja yang telah terbuai nikmatnya seks itu melakukan percumbuan tingkat tinggi, naluri seksnya sangat kuat, khayalan seks yang selama ini hanya di angan-angan saja mulai dipraktekkan, membuat permainan seks mereka sangat profesional, gerakan erotis, cara merangsang pasangan, erangan-erangan yang memabukkan mereka mainkan. Teknik-teknik yang didapat dari nonton blue film, foto erotis di internet, juga buku-buku porno, seks education membuat mereka mahir walau pertama kali mereka melakukan aktivitas seks sebenarnya.

Kembali Sony berpagutan dengan Devi, dilumatnya bibir merah merekah milik Devi, lidahnya mulai menggelitik rongga mulut Devi, menggigit dengan lembut lidah Devi membuat gadis seksi itu semakin terbakar birahinya. Tangan nakal Sony meremas dengan kuat buah dada yang mengeras dan menantang milik Devi, kali ini si empunya sedikit meringis kesakitan namun rasa nikmat mengalahkan rasa sakit itu, leher Devi pun tak luput mendapat gigitan lembut Sony, Devi pun menggelinjang keenakan. Gadis yang sintal itupun tidak mau hanya pasif, dia menanggapi permainan Sony, tangan kanan Devi mengocok penis Sony, membuat batang penis Sony menjadi sangat keras seperti batangan logam sedang tangan kirinya menjambak rambut Sony sehingga membuat lelaki yang memiliki dada bidang itu kelojotan dibuatnya.

"Dev kau siap Dev, penisku akan kumasukkan dalam vagina sucimu", bisik Sony di telinga Devi. "Masukkan saja Son, aku telah siap", jawab Devi dengan terpejam, dia sudah terbang ke surga dunia. "Kau tak menyesal Dev kehilangan keperawananmu?", tanya Sony ragu. "Tidak Son, semua telah telanjur, aku sudah merasakan betapa nikmatnys seks yang membuat diriku seperti terbang di awang-awang". "Devi kau sungguh nekat". "Demi kau Son, Demi kita, Demi cinta kita!", jawab Devi. "Aku mencintaimu Dev, kita kan bersama selamanya". "Ahh uggh.., uuhh.., agh.., uhh.., aahh", Devi mengerang dan tubuhnya berguncang saat Sony mempermainkan klitorisnya dengan jari telunjuk, digetarkannya klitoris Devi lebih keras lagi. Sony ingin agar vagina gadis yang telah menyerahkan jiwa dan raganya itu menjadi lebih basah sehingga dengan mudah penis yang berukuran "bangkok" miliknya bisa menembus benteng kesucian devi.

Usaha remaja itu agaknya menemukan hasil, cairan vagina Devi tumpah meluber membasahi lantai dan jari telunjuknya, kemudian dia meremas vagina itu dengan sedikit keras sehingga membuat Devi mengeluarkan lenguhan kenikmatan. Ditekuknya kaki Devi dan dibukanya paha mulusnya sehingga tampak vagina yang menganga, lubang vagina Devi bertambah besar seakan memanggil-manggil untuk segera dimasuki. Sony yang melihat hal itu semakin bernafsu untuk segera menuntaskan permainan, dipegangnya penis yang menjadi kebanggaannya selama ini dan dilekatkannya di mulut vagina Devi, Sony menarik nafas dan matanya terpejam, diapun mulai mempersiapkan diri untuk menjebol keperawanan Devi dan mengakhiri masa perjakanya, dia tidak peduli apa kata orang nanti, yang dia rasakan kini adalah kenikmatan dan kenikmatan yang amat sangat yang tidak bisa dia lukiskan. Dengan pelan dan pasti penis Sony mulai menusuk daging merah ranum milik Devi yang telah menanti untuk dikunjungi.

"Aduh sakit Son.., sakit!", rintih Devi kesakitan saat kepal penis Sony mulai masuk ke liang vagina Devi. Sony tampak terkejut mendengar rintihan Devi, dia tidak menduga walau telah banyak cairan vagina Devi yang keluar, Devi masih merasakan kesakitan. Sony pun cepat tanggap kepala penis yang sudah masuk dibiarkan bertahan dalam vagina, tubuhnya direbahkan menindih tubuh Devi dengan siku dijadikan penyangga agar gadis yang dicintainya itu tidak tersiksa. "Tenang Dev, tidak apa-apa kok!, sakitnya hanya sebentar setelah itu kenikmatan dahsyat yang akan kamu rasakan", bisik Sony sambil menjilati daun telinganya membuat Devi mengerang halus. Sony mulai memutar-mutar pantatnya sembari tangan kananya meremas payudara Devi. "Uuuhh.., ahh.., ughh.., ohh, nikmat sekali Son, teruuss.., teruss.., ahh", desis Devi yang kembali merasakan kenikmatan, kedua tangannyapun segera memeluk tubuh kekasihnya yang telah memberi kenikmatan dunia itu.

Putaran pantatnya membuat penis Sony seperti mengaduk-aduk vagina Devi. Vagina Devi seakan-akan menyedot dan memijat penis kekar Sony membuat keduanya terbang ke surga loka. Kedua tangan Devi ikut pula meremas-remas pantat Sony hingga lelaki itu mendesis-desis mengeluarkan energi birahinya yang mau meledak. "Dev.., oh.., uuhh", gerakan batang penis Sony semakin cepat, kali ini sudah tidak berputar namun naik turun mencoba menerobos masuk vagina Devi. "Krek!", "Kreek!", "Bless!". Robek sudah selaput dara Devi ditembus penis Sony, rasa sakit tidak lagi dirasakan Devi, yang ada kini cuma rasa nikmat yang luar biasa yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Gerakan naik turun pantat Sony diimbangi naik turunnya pantat Devi, keduanya semakin kompak untuk memburu kenikmatan surga dunia. "Uhh.., aahh.., ugghh.., oohh". "Hmm.., aumm.., aah.., uhh.., oohh.., ehh"."Soon.., uuhh.., ssoonn.., ahh". "Deevv.., auhh.., ohh.., Devii kau".

Untuk menambah daya nikmat, Sony menaikkan kedua kaki Devi di atas pinggulnya sehingga jepitan Vagina terhadap penisnya semakin kuat. Tangan Sony meremas payudara montok Devi dan mulutnya memagut dan melumat habis bibir Devi membuat tubuh Devi memakin menegang. "Soon.., oohh.., aahh.., ugghh.., aku.., au.., mau.., ah.., ahh.., ah.., ah.., uh.., uhh", tubuh Devi menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambut Sony. Kemudian memeluk tubuh Sony dengan erat. Devi telah mengalami orgasme.

"Dev.., ohh dev.., aku jugg.., juga mau keluar.., ahh.., aahh.., ahh.., uhh", gerakan pantat Sony semakin cepat, batang penisnya terlihat keluar masuk di liang vagina, denyutan vagina yang memijatnya membuat dia keenakan. "Croot.., croot.., crott", sperma Sony keluar dengan cepat dan dia tidak sempat mencabut penis dari vagina Devi sehingga sperma itu tumpah di dalam lubang vagina. Rasa panas di ujung kemaluan mereka rasakan, keduanya saling berpelukan erat dan kedua mata mereka tampak terpejam seakan menghayati tetesan nikmat yang baru saja mereka peroleh. "Kau cantik Dev!, Kau hebat!, aku puas Dev", kata Sony kepada Devi yang masih terpejam, dilumatnya bibir gadis yang telah rela dia perawani itu dengan kasih sayang. "Plop", Suara yang mengiringi keluarnya penis Sony dari lubang vagina Devi.

Kedua remaja yang telah bercinta itu tampak telentang dengan nafas masih terdengar ngos-ngosan, tubuh mereka bugil tanpa sehelai benang pun. Penis Sony masih terlihat menegang, menjulang seakan belum puas dengan tugas pertamanya. Sedang Devi telentang dengan peluh yang bercucuran, dari lubang vaginanya tampak bercak darah yang keluar. Ya.., darah perawan Devi yang telah pecah di siang itu dan Devi pun telah merelakannya demi kekasih tercinta. Sperma Sonypun tampak meleleh keluar dari dari lubang vagina Devi dan membasahi lantai.

Sony dan Devi masih membiarkan tubuh mereka bugil dan menghayati serta merasakan kenikmatan yang luar biasa dan baru mereka dapati. Apakah mereka akan melanjutkan ke babak kedua dan apakah pengalaman pertama ini membuat mereka menjadi ketagihan, ketagihan dan ketagihan untuk terus bercinta dan berhubungan seks dengan lebih dahsyat lagi. Entah hanya mereka yang tahu.

Kenangan Lautan Seks Birahi di Kapal

Cerita mesum dewasa kali ini adalah mengenai Kenangan indah Lautan Seks Birahi di Kapal. Bekerja disebuah perusahaan jasa pelayaran membuat rasa nafsu birahi seks ku memiliki kenangan. Berbagai tawaran cewek seksi dan dapat bugil diatas kapal selalu membuat nafsu birahi ingin beradegan seks mesum pun memuncak. Itulah awal kenikmatan cerita dewasa mesum kali ini.

Wanita cantik seksi itu selalu menggoda untuk dinikmati tubuh nya di atas ranjang. Dengan wajah cantik, payudara yang menonjol dan toge itu membuat pikiran seks mesum ini pun memuncak. Bagaimana cerita dewasa mesum kenangan seks birahi diatas kapal ini berlajut selengkapnya....


Tahun 1997 ada sebuah kenangan indah di daerah wisata Kopeng masuk wilayah Kabupaten Salatiga di Jawa Tengah dan waktu itu aku masih bekerja di salah satu perusahaan jasa pelayaran di Semarang. Pak Bram, sebut saja begitu adalah pimpinan tempatku bekerja, dan beliau saat itu berusia kurang lebih 48 tahunan namun potensi seksualnya masih hebat. Aku sendiri menempati posisi deputy dari Pak Bram dan semua sepak terjangnya sudah ada pada tanganku semua dan aku tetap menjaga kepercayaannya padaku. Itulah kenapa sekretarisnya selalu berganti-ganti dan selalu muda dan cantik-cantik padahal menurutku perusahaan yang tidak begitu besar itupun belum membutuhkan seorang sekretaris. Hanya saja saat jam istirahat dan menjelang kepulangan Pak Bram, si sekretaris tadi disibukkan dengan acara office party.

Kalau sudah jam-jam sibuknya Pak Bram itu, kami seluruh kantor tidak berani mengganggu acaranya yang membutuhkan waktu, biasanya rata rata 45 menit sampai 1 jam. Dan entah apa yang mereka lakukan berdua dengan sekretarisnya selama itu, namun yang jelas setiap kali office party itu berakhir, Pak Bram kelihatan lebih fresh dan sebaliknya sekretarisnya nampak sedikit kusut dan menampakkan ekspresi kurang puas. Seluruh telepon yang minta sambung ke Pak Bram pasti tidak akan disambungkan dengan alasan keluar kantor atau lunch.

Suatu hari datanglah seorang agen asuransi seorang wanita untuk menawarkan jasa ke kantor kami, dan saat itulah Pak Bram melihat wanita itu dan diminta masuk ke ruangannya."Saya Sofi," wanita itu memperkenalkan dirinya."Bram," seraya mengulurkan tangannya."Saya Prasetyo," sahutku memperkenalkan diriku.Singkatnya Pak Bram nampaknya tertarik dengan jasa asuransi itu dan mengikut sertakan seluruh karyawan perusahaan tempat kami bekerja. Dan saat itu juga Pak Bram menandatangani perjanjian dengan perusahaan asuransi dari Mbak Sofi."Every thing is OK, jika ada apa-apa hubungi saja Pak Pras, yach," kata Pak Bram mengakhiri perjanjian kami.

Aku akui memang wanita itu pandai dan menarik sekali cara perkenalannya atau kami sudah terlena oleh kemolekan tubuh wanita ini. Seminggu kemudian Mbak Sofi mengantar polis-polis ke perusahaan kami dan kebetulan Pak Bram sedang dinas ke Jakarta dan kali ini aku yang harus menemui."Maaf Pak Bram lagi ke Jakarta, silakan duduk! mau minum apa?" kataku menyambut mereka di ruanganku."Apa saja dech yang segar," sahut Sofi."Oh iya, Pak Pras, kenalkan ini asisten saya, namanya Yeni," kata Sofi memperkenalkan rekan kerjanya.

Acara serah terima polis berlangsung begitu cepat dan sejenak kami hening dan terdiam tiba-tiba, suasana terlihat kaku."Wow, selera Mas Pras boleh juga," kata Sofi tiba-tiba."Em, emangnya kenapa Mbak?" tanyaku semakin akrab saja."Tuh.." kata Sofi sambil menunjuk ke arah kalender meja yang bergambar cewek bule polos dengan pose mengundah nafsu yang melihatnya."Yach maklumlah aku khan laki-laki Mbak, nanti kalo gambarnya cowok wah.., lha bisa berabe," sahutku sekenanya."Begini Pak Pras, selain menyampaikan polis kami ke sini juga ingin memberikan bonus untuk perusahaan ini karena omzetnya besar sekali," kata Sofi di sela-sela gurauan kami."Baik nanti saya sampaikan ke Pak Bram, terus.." pembicaraanku di sela oleh Sofi."Begini Pak Pras nanti kita bicarakan di dinner party, kita akan kasih tau tempatnya," kata Sofi sambil menatap tajam ke arahku.

Besok adalah hari Sabtu, biasanya kantor kami masuk setengah hari, dan siang nanti aku harus jemput Boss yang datang bersama sekretarisnya. Dalam perjalanan HP-ku berdering dan nampaknya dari Sofi."Prasetyo di sini," jawabku."Mas Pras, entar malem bisa khan? tempatnya rahasia, nanti sore kita jemput di kantor," kata Sofi."Apaan sich pakai rahasia segala," tanyaku yang membuat Pak Bram penasaran."Sebentar Fi, aku lagi bersama Pak Bram dan Mbak Niken," jawabku."Pak Bram, ini dari Sofi mengajak makan malem entar malem, dan mereka akan membicarakan soal bonus, akan tapi dia merahasiakan tempatnya," aku menyampaikan pesan Sofi semua ke Pak Bram."Mas, aku ikutan yach," rengek Niken manja."Hem emhh.." sahut Boss tuaku."OK, Mbak Sofi nanti sekalian Mbak Niken juga ikutan," aku menyambung pembicaraan ke Sofi.Sofi terdiam sejenak lalu, "Its OK, Yeni juga kau ajak kok, pokoknya siiplah, bye," Sofi menutup pembicaraan kami.

Kami berbalik arah atas perintah Pak Bram untuk menuju kantor karena sebentar lagi sore dari pada ke rumah Pak Bram nanti urusan sama istrinya bisa berabe. Kantor sudah lengang karena sudah pada pulang sejak pukul 13.00 tadi dan tinggal kami bertiga serta satpam penjaga kantor.Begitu sampai di kantor Bram dan Niken rupanya tidak dapat menahan gejolak birahinya dan dengan terburu-buru masuk ke ruangan Bram namun pintu masih terbuka sedikit. Akhirnya aku tahu apa yang dilakukan Bram dengan sekretaris-sekretarisnya dahulu, juga dengan Niken dengan mata kepalaku sendiri.

Desahan nikmat Bram semakin keras dari ruanganku yang kebetulan bersebelahan, demikian pula desah Niken. "Niken, aahhmm.. mmpphh.. hisepph.. aaghh.." desah Bram membuat birahiku perlahan bangkit dan menjalar ke selangkanganku untuk mengacungkan diri. "Braamm.. gellii," desah Niken kemudian. Namun yang aku dengar hanya desah dan dengusan nafas Bram yang tenggelam dalam birahinya, dan kemana desah manja Niken? tanyaku dalam hati. Beberapa saat kemudian, "Nikenhh.. ahhgghh..kku..kell.." kata Bram terbata-bata menahan laju spermanya. "Aaaghh.." teriak Bram keras menyemburkan spermanya diiringi suara gaduh dari ruangannya, sepertinya benturan kursi dengan meja. "Emmpphh.." Niken mendesah lirih. Sebentar kemudian terdengar orang mengguyurkan shower, pasti si Niken lagi bersih-bersih, tebakku. Lalu ruangan itu kembali hening, hanya obrolan-obrolan pelan dari ruangan itu, kadang aku dengar suara tertawa kecil dari Niken.

"Pras, sini lho jangan bengong di situ," suara Bram keras memanggilku saat aku mulai menjelajah internet di PC-ku."Sebentar Boss," sahutku dan dengan sengaja aku buat lama agar mereka sempat merapikan pakaian masing-masing.Lebih kurang tiga menit berlalu aku baru berani mengetuk pintu Boss yang terbuka sedikit namun aku masih ragu-ragu."Masuk Pras, kemarilah kita berpesta," kata Bram datar.Alangkah terkejutnya aku ketika masuk ke ruangan itu melihat Niken tergolek bugil di meja Bram, sementara Bram masih menghisap puting Niken, dan jari tengahnya bekerja di vagina Niken yang terlihat basah oleh sperma Bram. Sperma Bram nampaknya cukup banyak sampai meleleh di meja di sela-sela bongkahan pantat Niken yang padat kenyal.

"Mmm.. maaf Pak," kataku tergagap, namun aku melihat Niken tidak bereaksi dan masih merem melek oleh permainan jari Bram di vaginannya. "Pras, ayo bantu aku puasin Niken, aku udah lumayan capek Pras," kata Bram datar dan tidak aku perkirakan sebelumnya. Melihat pemandangan sedap itu penisku tegang seketika dan berereksi maksimal dan membayangkan bagaimana kalau vagina sempit itu aku jejali dengan penisku sepanjang 16,5 cm dengan diameter 4 cm. "Jangan bengong, tunggu apa lagi!" teriak Bram. Aku menghampiri mereka berdua dan sedikit takut juga pada Bram meski sebelumnya aku pernah threesome waktu kuliah dulu dengan teman-temanku. Akan tetapi yang aku hadapi ini situasinya lain, karena dia adalah Boss-ku dan sekretarisnya.

Niken menatapku penuh harap dan dari mimiknya aku tahu dia sangat mengharapkan permainan seksnya, tidak ada pada satu pihak dan kesimpulanku Niken belum menggapai orgasmenya. Aku menghampiri Niken dari sisi meja lainnya kemudian aku kecup mesra sekali bibirnya sambil kubelai lembut rambutnya. Kami bercumbu lama sekali dan di sela-selanya kadang Niken mendesah oleh permainan jari Bram, rasanya tidak menarik lagi baginya. "Emmhh.. Prasshh.." desah Niken yang tampak semakin gelisah menggapai orgasmenya yang gagal bersama Bram. Aku maklum, memang seusia Bram itu nafsu kuda tenaga ayam karena usia. Tangan Niken mulai menggapai zipper lantas dengan cepat Niken mengeluarkan isi celanaku yaitu batang pejal yang hangat. "Prasshh.. aakhh.." Niken menggapai-gapai kepalaku untuk segera menghisap putingnya, sementara tangan kirinya mengocok dengan lembut penis kesayanganku.

"Pras.. ayoo!" rengek Niken, namun aku melirik ke arah Boss-ku yang tampak seperti anak kecil di tetek ibunya. Tampak olehku penis Bram lucu bentuknya, kecil sekali, pantas saja Niken masih terangsang. Bram memberiku isyarat agar aku segera melakukan permintaan Niken, lalu aku pelorotkan sedikit celanaku. Aku kemudian berjalan ke sisi lain meja dan mengatur posisi untuk segera melakukan penetrasi ke vagina Niken.

"Aoohh mmpphh.. aaghh.." Niken menggumam ketika setengah penisku dengan mudah membongkar rongga rahimnya yang licin oleh sisa sperma Bram. "Ahhggh sshh..aaghkk.." Niken tampak meringis ketika aku membenamkan seluruh batang penisku ke vaginanya dan terasa olehku ujung penisku mendesak rahim atasnya. Aku diamkan sesaat lamanya penisku tenggelam dalam rahimnya dan menikmati kehangatan yang terpancar dari genital kami masing-masing. Kemudian aku kocok penisku perlahan dan lembut agar kehangatan dan kasarnya lebih terasa bergesek dengan bibir vaginannya. Niken tampaknya suka dengan apa yang kulakukan, terlebih saat Bram mulai memainkan bukit indah di dadanya dimana putingnya masih nature dan kenyal. "Aaahgghh.. sshh.. sshh.. aagghh.." Niken mulai menggelinjang lembut menyambut apa yang ia harapkan. "Prassh.. aagghh.. kuu.. agghh.. aakkhh.." sampai juga Niken pada momen yang diharapkannya. Akan tetapi Niken masih menguasai orgasmenya, sehingga ia tidak larut dalam kenikmatan pertamanya.

Aku memberinya waktu untuk beristirahat, dan ketika aku hendak mengambilkan air mineral, buru-buru Bram mencegahnya dan ia memberiku isyarat agar tetap di dekat Niken, kali ini Bram yang melayani kami. Setelah itu ia ke bathtub dan berendam air hangat di sana. Aku mengambil tissue di meja Bram dan aku sapukan lembut di bibir vagina Niken yang basah oleh cairannya sendiri dan sisa-sisa terakhir sperma Bram. Aku jongkok di sisi meja, lalu aku buka lebar-lebar kedua kaki Niken, nampaklah kini bongkahan daging kemerahan yang rambutnya tercukur habis lagi bersih. Kutempelkan bibirku di bibir vaginanya untuk melakukan oral seks, dan ketika aku buka bibir vaginanya dengan telunjuk dan jari tengahku terciumlah bau harum yang khas dari Niken. Aku menjilat dari pangkal anus Niken sampai sisi vagina bagian depan begitu berulang-ulang dan aku sela dengan gelitik ujung lidahku di mulut vaginanya.

"Ooogghhk.. aagghhmm.. punnhh.. aahh.. Prasstth.. aaghh.." Niken melonjak-lonjak, pinggulnya goyang kiri-kanan di atas meja berlapis kaca. Bokong Niken leluasa bergerak karena sperma Bram dan mani Niken sendiri bercampur meleleh di permukaan kaca meja tersebut. Setelah agak lama oral seks terhadap Niken aku lalu berdiri dan melepas semua pakaianku yang sedari tadi belum sempat terlepas. Niken membuka lebar-lebar kedua pahanya dan memegangi kedua tungkainya, matanya terpejam menyambut sensasi yang segera ia rasakan. Kedua bibirnya yang seksi itu ia buka memancing birahiku untuk segera menyetubuhinya. Aku remas sendiri penisku dan semakin mengeras dan panjang saja di hadapan Niken, kemudian perlahan aku tempelkan di mulut vagina Niken. Tepat saat Niken menyibakkan rambutnya aku hujamkan pelan memasuki rongga rahimnya.

"Prasshh.. aaookkh mmphh.. mmpff.." gumam Niken."Mmmpphh.. puaskan aku yach sayang.." rengek Niken manja."Slerphh.." 16,5 cm penisku kembali menjejali rahim Niken.Aku membiarkannya diam terbenam di rahim Niken sambil memainkan otot-otot penisku untuk memberi rasa geli pada Niken."Prasshh.. ooaakhh.. aakhh.. mmpphh.. nikmat sekali, pintar kamu Pras.." puji Niken."Mau yang lebih nikmat say..?" tanyaku."Mpphh.." Niken hanya memejamkan matanya menyambut apa yang akan aku lakukan atas vaginanya.Pelan namun pasti aku mulai mengocok lagi lubang rahimnya yang masih perat dan sempit itu."Aaaghh.. aaghh.. sshh mmffh.. terusshh.. aanngghh.." ceracau Niken.Aku sedikit menarik dadaku agar tubuhku tegap berdiri dengan begitu kepala penisku akan dengan mudah menyentuh G-spot-nya.

"Aaakkhh.. yacchh.. yaahh.. mmpphh.. aangghh yaahh," Niken semakin tenggelam dalam irama birahinya. Ia meremas sendiri kedua payudaranya dan kadang putingnya ia tarik sambil dipilin-dilepas lagi dan diulangi lagi berulang sehingga ia sendiri semakin tenggelam dalam ritme yang mengasyikkan ini. "Aaaghkku.. agh ahhk.. aahh.. aahh.. aamphh.." Niken melepas kedua tangannya dari dadanya dan berpegangan erat pada kedua sisi meja. Kepalanya oleng seperti orang kesurupan lalu dadanya ia busungkan, pinggulnya bergelinjang penuh dengan gairah birahi yang mendalam. Kami semakin jauh tenggelam dalam irama permainan ini dan tak menghiraukan lagi Bram yang dengan santainya menyaksikan permainan panas kami. Namun ketika Niken mulai tak dapat menguasai dirinya tampaknya Bram horny juga karena aku melihat tangan kanannya terlihat mengocok penisnya sendiri dan yang kiri memegang segelas Sampanye.

"Nikeenn.. aak.. aahh.." aku tak sanggup menahan laju spermaku dan bersamaan itu pula. "Prasshh.. aakh.. aaghh.." Niken menjerit dan memegang erat kedua sisi meja, pinggulnya ia hentakkan kencang-kencang dan dikombinasikan dengan goyangannya. Apa yang Niken lakukan membuatku semakin tak tahan, dan sedetik kemudian aku memancarkan maniku banyak sekali. "Aaagghh.." desahku keras. Rupanya denyutan penisku saat maniku memancar menyebabkan Niken kegelian dan buru-buru ia bangun lalu mendekapku erat-erat. Kami berdekapan mesra sampai tetes maniku terakhir aku rasakan. Sekejap aku melihat wajah Bram terlihat tegang dan kedua giginya terkatup rapat, sementara tangan kanannya terlihat semakin cepat mengocok penisnya dan tiga detik kemudian ia terlihat puas melempar senyum ke kami.

"Hem.. udah puas Nik?" suara Bram itu mengagetkan kami.Niken menoleh ke arah Bram di bathtub lalu menganggukkan kepalanya, lalu kami french kiss lama bak sepasang kekasih."Terima kasih Pras, entar malem pasti lebih hot," bisik Niken."Ha.." aku terkejut."Udah ach entar tau sendiri," bisik Niken."Hayoo.. rencana busuk apa itu kok bisik-bisik?" tanya Bram berkelakar.Niken tersenyum kecut lalu menyusul Bram ke bathtub. Setelah merapikan pakaianku, aku kembali ke ruanganku lalu mandi dan aku teridur di kursi kerjaku. Singkat dan tak kuduga sebelumnya percintaanku dengan Niken namun masih terasa gigitannya itulah kesimpulanku saat bercinta dengan Niken di ruang Bram.

Tak terasa sudah jam lima sore saat aku terjaga namun kulihat ruangan Bram tertutup rapat, khawatir janji dengan Sofi molor maka pintu aku ketuk pelan dan kudengar suara Niken mempersilakan aku masuk."Masuk Pras!" suara Niken mempersilakan aku masuk."Mana Pak Bram?" tanyaku saat melihat Niken."Sedang keluar," kata Niken setengah mendesah."Kenapa..?" aku membalasnya dengan setengah berbisik di belakang telinga Niken."Masih terasa mengganjal di sini Mas.." Niken menunjuk ke selangkangannya yang ia buka melebar."Punya Mas besar dan panjang sich dan pokoknya mmpphh.." imbuh Niken seraya mengusap-usap vaginanya sendiri dan membuat gerakan bak disetubuhi."Akh udah ah, entar ketahuan Bram lho," kataku sambil membimbing Niken berdiri.

Kemudian kami bersiap menyambut Sofi dan Bram yang akan menjemput kami petang ini. Kami duduk di lantai atas kantor kami sambil minum ginseng yang dibelikan oleh security kami. Tampak di luar masih terlihat kesibukan pelabuhan yang tak pernah akan berhenti, kami pun terlibat obrolan santai. Akhirnya aku tahu bahwa Niken menolak kalau dituduh simpanan Bram dan yang ia lakukan hanyalah demi uang dan karir. Ia mau berbuat begitu karena dikhianati oleh pacar yang amat disayanginya yang tega menghamili gadis lain. Dari Niken juga aku tahu bahwa Bram itu orangnya "Edi Tansil" alias Ejakulasi Dini Tanpa Hasil. "Baru diisep dua kali aja sudah ngecritt.. alias maninya muncrat," kata Niken pada suatu kesempatan. Kasihan benar kamu Niken, bisikku dalam hati. Lalu aku menarik nafas dalam-dalam.

"Oh iya Niken, apa maksud kamu tadi itu?" selidikku."Yang mana?" tanya Niken lupa.
"Itu lho, katanya nanti malem akan lebih hot!" sahutku.Niken termenung sesaat."Sebetulnya ini rahasia dari Bram, cuma karena tadi aku sangat puas dengan permainan Mas Pras akhirnya aku kelepasan ngomong," jelas Niken."Begini Mas Pras, sebetulnya Bram sudah tahu kalau Sofi akan memberikan bonus dalam rangka aplikasi asuransi kemarin," imbuh Niken."Terus.." tanyaku penasaran.Niken sepertinya keberatan, lantas terdiam lalu berdiri dan meghisap dalam-dalam filter kesukaannya. Matanya menerawang jauh ke laut lepas seolah ingin menumpahkan semua beban hidupnya di sana.

"Nik..! kamu baik-baik saja kan?" aku bertanya pada Niken dan menghampirinya lalu kudekap Niken di samping kiriku."Nggak! nggak apa-apa kok Mas," tukas Niken membalikkan badannya menghadapku."Tapi wajah kamu kok keruh begitu..?" aku mencoba agar dia mau curhat padaku."Mas Pras! tapi ini sangat rahasia, jadi tolong simpan untuk Mas Pras saja," pinta Niken.Aku tidak berkata sepatah katapun karena aku rasa Niken sudah percaya kepadaku."Begini Mas..!" Niken mulai curhatnya kepadaku panjang lebar yang intinya sikap Bram yang mulai terlihat mencampakkan Niken seperti baru saja terjadi antara aku, Niken dan Bram dimana Bram mengijinkan Niken aku setubuhi.
"Habis manis sepah dibuang," kata Niken penuh kekesalan."Niken! dunia ini tidak hanya milik Bram atau milik kamu ataupun milik aku saja, tetapi dunia ini luas," hiburku.Secara jujur aku akui bahwa akhir-akhir ini aku juga merasa kesal dengan Bram yang semakin otoriter saja dan ini bertentangan dengan pribadiku.

"Sebenarnya aku sudah punya perusahaan sendiri yang aku percayakan pada salah seorang sahabatku. Sekarang masih tahap trial running dan membutuhkan accounting officer, kebetulan Niken kan background-nya accounting punya dan kala Niken bersedia Niken boleh berkarir di sana," kucoba memberi Niken alternatif yang baik.
"Tapi.." Niken tampaknya ragu namun segera aku yakinkan."Nik! apakah aku seperi Bram dan.. emhh, entah apa yang terjadi tadi tiba-tiba aku tak sanggup menolaknya?" kutatap matanya dalam-dalam untuk meyakinkannya, lalu aku yakinkan lagi dengan sebuah kecupan mesra di dahinya."Aku tahu dan maklum kepada Mas Pras sebagai lelaki muda dan.." Niken berhenti bicara sejenak seperti berpikir sesuatu."Dan jantan.." tukas Niken dengan senyum manisnya yang merebak membuat wajahnya kembali bersinar.

Niken menghisap dalam-dalam kretek filternya mild-nya, lalu mencampakkan puntungnya ke vas bunga dekat jendela."Mas, acara nanti malam adalah rencana Bram agar dapat berkencan dengan si Sofi dan Yeni bersama kita," jelas Niken."Bersama kita.." aku terheran."Yach fivesome lah.. dan sudah jadi rahasia umun kan ada beberapa jasa semacam itu yang memberikan bonus service yang hot," kata Niken datar."Tapi Mas Pras nggak usah kuwatir, aku akan melampiaskan semua kekesalanku atas Bram pada Mas Pras, so siap-siap saja yach," ancam Niken dengan senyumnya yang seksi yang semakin membuat hatiku berbunga."Dan Mas Pras akan jadi raja malam ini," ejek Niken."Gila kali.." kataku pelan dan tiba-tiba saja HP-ku berdering."Yes Boss.." jawabku pada Bram."Aku sampai di Gajah Mada nich, jadi siap-siap saja, sekali celup masih bisa kok Pras," kelakar Bram.

Aku tidak merespon kalimat terakhir Bram tadi hingga Bram menutup pembicaraan kami.
"Oh iya, kalian langsung saja ke Kopeng (Bram menyebut nama salah satu wisma), kita ketemu di sana," ajak Bram."Ok, Niken ayo kita bersiap."Aku menggandeng Niken menuruni tangga kantor kami menuju Kijang kesukaanku. Dalam perjalanan ke Salatiga aku mempersilakan Niken untuk istirahat agar badannya kembali bugar. 1 jam perjalanan aku dan Niken tiba di wisma yang dimaksud oleh Bram, Niken masih tampak terlelap, aku mencoba membangunkannya dengan cara mengecup lembut bibirnya."Mpphh.. udah nyampai yach.." Niken mulai tersadar dari tidurnya.

Wisma itu besar sekali dan terletak agak jauh dari jalan raya Salatiga-Magelang, mempunyai 4 kamar sekelas president suite. Melihat bangunannya ini termasuk bangunan baru namun ber-arsitek mirip bangunan lama. Bram sudah sampai duluan bersama Sofi dan Yeni yang nampak mesra di kiri dan kanan Bram di koridor depan. Melihat kedatangan kami Sofi lalu berdiri dan menyambut kedatangan aku dan Niken.
"Have a hot party," katanya sambil mengerlingkan nakal matanya."Ayo kita santap malam!" ajak Sofi ke ruag tengah.Ruangan tengah berhias lampu kristal mahal dan interiornya tertata rapi berhampar permadani merah menambah hangatnya suasana meski udara di sana terasa menggigit sampai ke tulang. Kami lantas makan bersama dan dilanjutkan berenang di warm water pool dan setelah itu acara jalan-jalan sekitar wisma itu menghirup udara segar pegunungan bercampur aroma sayuran khas pegunungan. "Nich room service-nya, bila perlu apa-apa tekan saja extention 9 untuk room service atau membutuhkan sesuatu," kata Sofi ketika kami melewati sebuah bangunan saat kembali ke wisma.

Kami duduk-duduk di ruang depan, sementara Sofi sibuk dengan mempersiapkan ruangan tengah. Niken sedari tadi bergelayut manja padaku tampak acuh dengan Bram di depan kami yang merangkul mesra Yeni. Tampak sesekali Bram mencium bibir Yeni bahkan terang-terangan meremas selangkangan Yeni di depan Niken, Yeni sendiri rupanya juga sudah "on" berat tak memperdulikan sekitarnya. "Ternyata brengsek juga si Bram ini, tidak peduli perasaan Niken," makiku dalam hati. Semakin lama sikap Bram semakin cuek saja, akhirnya aku menarik Niken untuk ke teras samping yang menghadap ke kebun sayuran. Kami berbicang ringan di sana tentang sejuknya dan betapa indahnya alam ini kira-kira setengah jam kami habiskan waktu untuk ngobrol. Aku dan Niken lalu masuk kembali ke ruangan semula dan aku amati wajah Yeni semakin kelihatan horny sekali, demikian juga Bram, namun mereka (Bram dan Yeni) tak dapat memulai sendiri pestanya harus bersama-sama. Wajah Yeni tidak begitu cantik namun bodinya yahut banget, dadanya membusung, tubuhnya putih mulus terawat, tungkainya lancir berkombinasi dengan pantatnya yang bulat padat menandakan bahwa power sex-nya pastilah meletup-letup dan aku yakin Bram hanya sekali goyang sudah kelojotan.

Diam-diam aku lebih bergairah jika melihat Yeni dari pada Sofi, apalagi melihat dahinya yang sedikit nonong tentu bongkahan selangkangannya juga tebal dan luas. Perfectly, bathinku. Darah lelakiku semakin berdesir kencang. Sofi sendiri orangnya montok berisi tapi tidak dapat dikatakan gemuk, tepatnya adalah semok alias seksi dan montok, kulitnya kuning dan rambutnya pendek sebahu.

Pukul 19.00 Sofi mempersilakan kami untuk memasuki arena dan perlahan tirai penutup koridor sutera merah itu tertutup demikian pula untuk tirai jendela lainnya dan tiba-tiba ruangan berubah menjadi hangat. "Inilah bonus itu Mas Pras," bisik Niken di sela-sela langkah kami ke ruang tengah. Benar-benar bonus yang hebat dan aku tidak pernah habis pikir akan hal ini, lantai ruangan tengah yang tadi beralaskan karpet merah kini berlapis kain satin lembut, entah apa maksud dari interior ini, aku masih bertanya dalam hati.

Kami sudah di balik tirai itu dan berada di ruang tengah namun Sofi menjelaskan aturan mainnya yaitu semua peserta harus melepas pakaian yang ada di tubuh kami masing-masing dan bagi yang wanita silakan dandan secantik-cantiknya di washroom yang tersedia, dan bagi laki-laki dipersilakan mengambil suplemen penyegar tubuh agar tetap fit. Aku melihat tampak ada beberapa jenis dan aneka warna vibrator yang tersedia bagian pinggir sisi meja lain yang membuat pesta ini kelihatan lebih lengkap. Sofi bak seorang guide professional memberi petunjuk kepada yang lain dan aku akhirnya bisa menebak bahwa sebentar lagi akan ada nude party. Aku terperangah ketika melihat Niken baru saja keluar dari washroom, diikuti Yeni, kemudian Sofi, wajah ketiganya anggun berhias bibir sensual yang merah menantang dan masing-masing punya kelebihan, si cantik yaitu Niken, si hyperseks yaitu Yeni, dan si semok Sofi. Bau harum lebih menyeruak ke ruangan, dan aku melihat Bram jakunnya semakin cepat naik-turun pertanda birahinya sudah di ubun-ubun.

Sofi dan Yeni menghampiri Bram, sementara Niken mendekat ke arahku, aku melihat Bram bergelayut mesra di dada Yeni karena Bram orangnya agak pendek sedangkan Yeni memakai sepatu hak tinggi. Aku dan Niken tersenyum geli saat Bram menyusu Yeni sambil berjalan ke arah meja ke ruangan itu karena kelihatan lucu. Musik mengalun lembut menambah hangat suasana pesta ini dan aku semakin tenggelam dalam rengkuhan bibir Niken. Di setiap sudut ruangan ada monitor 29 inchi menampilkan film seks sehingga menambah panas suasana pesta ini. Udara pun tak lagi terasa dingin justru semakin terasa amat panas oleh cepatnya aliran darah kami masing masing. Aku dan Niken mengambil segelas sampanye lalu saling suap sambil berdansa mesra, saling dekap saling cumbu dan saling pagut. Tubuh kami seimbang karena Niken menggunakan sepatu berhak tinggi sehingga pinggul kami pun tepat bersentuhan. Kedua telor penisku terasa mengusap lembut bibir luar vagina Niken membuat kami kadang merinding kegelian bercampur nikmat.

Bram yang sedari tadi tampak sudah tak tahan ingin segera menyetubuhi Yeni meminta Yeni mengambilkan buah anggur hijau di tengah meja. Karena letak buah anggur itu di tengah meja maka praktis Yeni harus menungging saat mengambilnya. Namun bukanlah Bram kalau tidak berbuat begitu, karena begitu Yeni terlihat mengangkat tumitnya maka merekahlah vagina Yeni lalu buru-buru Bram jongkok dan mencumbui vagina Yeni dari arah belakang. "Aaaghh.." Yeni tampak kaget namun menikmatinya dan acara "mengambil anggur" itupun berubah menjadi acara "jilat kacang". Yeni memang pandai memasang umpan atas Bram, dia menikmati jilatan demi jilatan Bram dengan desahannya. Bram memang banyak makan garam, karena dengan permainan lidah Bram, Yeni semakin mendesah hebat dan diikuti lenguhan-lenguhan nikmat. Bram menjilat dari lubang anus yang sedikit memerah ke depan menuju bibir sampai sudut bibir vagina bagian depan kemudian berhenti memainkan ujung lidahnya di klitoris Yeni.

"Aaaoohh sshh.. oohhss hh.. oohh.. sshh.. aagg.. oohhghh," Yeni rupanya mendekati orgasmenya. Sofi kemudian mendekati Yeni dan jongkok di antara Yeni dan meja, dan dengan sigap sudah terlihat memainkan buah dada Yeni bagian kiri dan yang kanan ia hisap dalam-dalam. Tangan Bram mulai menggapai meraba-raba punggung bagian atas kemudian ke bawah berulang-ulang. Yeni terperangah nikmat apalagi Bram kini mulai menusukkan dua jari tangannya ke vaginanya. Dengan cepat Yeni tak mampu menahan sensasi itu, lalu Yeni pun melenguh panjang, wajahnya mendongak meregang orgasmenya. "Aaoughh mmpphh.. aahkk.. aahhk.. aampphh.. sshitthhogghh.. sshh.." ceracau Yeni, matanya mendelik kemudian terpejam, pinggulnya ia putar-putar mengikuti irama lidah Bram. Demikian pula pantatnya dihetakkan lembut seirama tusukan jari Bram yang semakin cepat temponya dan tak teratur. "Aaooghh.. aashh sshh.. mmpphh.. aahhggh," Yeni melenguh menikmati detik-detik terakhir orgasmenya.

Yeni kemudian menyibakkan rambutnya dan membimbing Sofi untuk duduk di meja, lantas dengan sigap Sofi segera membuka lebar-lebar sudut kakinya. Yeni mulai memainkan ujung lidahnya belahan vagina Sofi. "Oogghh.. Yenn.. sshh.. aahh mmpphh.. hangat Yennhh.." gumam Sofi. Sekembali Bram dari minum ia lalu menghampiri Sofi dan terlihat mencumbui Sofi dengan lembut. "Oogghh.. Mas.. Brammh.. aakhkh.. mmpphff.." mulut Sofi tersumpal oleh bibir Bram.Sofi melenguh, kadang mendesah manja, membuat aku dan Niken semakin terhanyut oleh birahi. "Nikhh.. aaku masukin yach.." bisikku di telinga Niken lantas memainkan belakang telinganya."Hem.. aaoghh.. gelli.. Mass.." desah Niken. Aku sedikit membungkuk lalu tanpa diperintah Niken membantu membimbing penisku memasuki vaginanya. "Aahhghh.. hangat.. mpphh.." hawa hangat mulai menjalar ke tubuh Niken dari selangkangannya mengalir ke seluruh bagian tubuh. Rasa pejal dan hangat mulai merambah ke wajah Niken yang kini mulai kelihatan memerah, di lain bagian aku rasakan bukit vaginanya semakin menyembul karena tersumbal oleh penisku. Aku mulai mengocoknya perlahan seirama musik lembut, sesekali Niken menjauhkan tubuhnya dari aku untuk lebih menancapkan gigitan vaginanya yang semakin hangat kurasa.

Sofi sudah mulai mendekati detik orgasmenya dan bersamaan itu pula, "Ngghh.. aampphh.. aakkhh.. ogghh.. Mas.. Prasshh.. aakk.. ooh.. aaghh.." Niken menggelinjang hebat dalam rengkuhanku, kedua kakinya menegang hebat menahan tubuhnya yang bergetar. Aku kemudian menarik sedikit pinggulnya ke bawah sehingga kedua pahanya kini lebih terbuka lebar dengan demikian aku punya kesempatan untuk menanamkan dalam-dalam secara keseluruhan penisku yang panjang. "Aaghkk.. ohh mpmpp.. sshh.. aaghh.. aaghh.. sshh.." Niken menggapai orgasmenya, sangat sensasional tubuhnya memeluk hangat tubuhku. Aku merasakan cairan hangat menyiram penisku yang masih tetap berdenyut, lalu kami kembali pada irama dansa, sementara penisku masih menancap di rahim Niken. Aku melihat di dekat meja telah berganti posisi, dan Sofi memegang vibrator nyala memainkannya di vagina Niken terduduk di meja dengan satu kaki ia angkat dan satu kakinya bertumpu di lantai. Dari belakang Sofi, Bram mengocokkan pensinya di vagina Sofi namun kelihatan ironis karena vagina Sofi yang gemuk dan tebal itu beradu dengan penis kecil nyaris tidak kelihatan. Aku sempat melirik Bram saat memasukkan penisnya ke vagina Sofi yang nampak tergopoh-gopoh dan begiitu masuk seluruhnya Bram mendesah. "Oohhgghh.. hangat Soff.." desah Bram.

Sofi mulai menggoyang pinggulnya dengan teratur, memutar, sesekali menghentak ke arah pangkal penis Bram. Bram kulihat kelojotan mendapat serangan Sofi, begitu pula Yeni yang mulai mendesah kepedasan oleh sensasi vibrator yang kini ia mainkan sendiri. Sofi tenggelam dalam alunan birahinya lantas menggoyang cepat dan tak teratur membuat Bram semakin bergetar dan "Aooghh.. mmpphh.. aakk.. keell.." teriak Bram menyambut semburan spermanya. "Ttt.. tungguu.. aahkkuu.. aaooghh.. aaooghg.. aammpphh asshh aahh.. shh.." Bersamaan itu pula sofi tegang dan sedetik kemudian tubuhnya bergetar. Bersama itu pula penisku semakin berdenyut-denyut karena gairahku dan hal ini menambah gelitik di vagina Niken, lalu Niken pun tenggelam dalam orgasme yang berikut. Bram dan Sofi kemudian berpelukan dan berpagutan mesra berjalan menuju sofa di salah satu sudut ruangan. Lain halnya dengan Yeni yang kelihatan putus sudah jenuh dengan permainan vibratornya, kemudian mendekati aku dan Niken.

Yeni mendekapku mesra dari belakang vaginanya yang memang masih menyembul karena birahinya ia gesekkan sendiri ke pantatku. Kenikmatan yang aku rasakan kali ini betul-betul nikmat, aku berdansa dengan dua bidadari dan keduanya mendekapku dengan mesra. Penisku pun kurasa semakin berdenyut tak teratur menandakan aku segera memancarkan sperma. Namun karena Niken sedikit capai setelah dua kali orgasme ia membimbingku menuju dekat meja. "Plopphh.." suara penisku saat lepas dari gigitan vagina Niken. Niken melenguh lalu duduk di sisi meja untuk mengambil sampanye lalu memberi isyarat agar aku meneruskan permainanku. Aku rebahkan Yeni di shatin putih, kedua pahanya aku buka lebar-lebar dan semakin merekahlah vagina Yeni. Tak aku sia-siakan kesempatan ini untuk mengecup, mencumbu dan menjilat vagina Yeni yang masih bersih (beruntung Bram menyetubuhi Sofi dulu). "Aahghh.. aapap mmhh.. appmmhh.. aakkhh.. sshh," Yeni mendesah, tangannya meremas dan memilin putingnya. Niken tanggap akan hal ini lalu mendekati Yeni dan meletakkan kepala Yeni di pahanya, kemudian Niken memainkan puting Yeni dengan mulutnya. Rabaan dan remasan tangan Niken membuat Yeni semakin bergelinjang hebat dan mempercepat orgasme Yeni yang sedari tadi tersendat. "Aaagghh.. ooghh.. ooppmmhh.. sshh.. shiitt hh.. aahhkk.." Yeni mengawali orgasmenya dengan lengkingan panjang.

Berikutnya Yeni semakin bergelinjang dalam lenguhan-lenguhan panjangnya, tubuhnya hangat tersumbal oleh penisku sementara di bagian lain Niken menambah sensasi di putingnya. "Aaaghhkk.. kkuu.. mmpphh.. maauuh.. aaghh.." Orgasme berikutnya menyusul, apalagi setelah penisku kudorong lebih dalam lagi membuat Yeni histeris. Tubuh Yeni masih bergelinjang, pinggulnya ia putar goyang dengan irama tak teratur semakin cepat dan semakin cepat, lalu aku rasakan spermaku sudah berkumpul di ujung penis menyebabkan penisku semakin mengeras. Semakin pejal dirasakan oleh Yeni dan Yeni kembali menggapai orgasmenya yang serasa tiada akhir."Yennhh.. aakuu.." desahku ketika hendak menggapai ejakulasiku. Yeni bangkit dan melepas gigitan vaginanya, buru-buru ia meraih penisku dan sekejap sudah tertelan dalam mulut seksi Yeni. Kocokan tangan berkombinasi dengan sedotan kadang permainan lidah Yeni membuatku bergetar hebat dan aku kini yang berdiri pada kedua lututku terasa ingin berdiri dan melepas semua sperma yang ada di kantong spermaku.

"Uughh.. shh.. Yennh.. ookhh.. hisapphh.. ooghh.." ceracauku saat menjelang ejakulasiku."Sssrr.. rotth.. crothh.. crothh.." entah berapa semprotan maniku menyembur di mulut Yeni."Agghh.. aampphh.. oogghh.. hh.. mmpphh.." aku masih menikmati sisa-sisa orgasme."Ooghh.. udahh.. aahh.." pintaku pada Yeni ketika menjilat habis sisa-sisa sperma yang meleleh dari lubang kencingku.

Lega rasanya semua birahiku tersalurkan setelah sekian lama menyumbat. Malam semakin larut lalu kami beristirahat setelah menghabiskan minuman yang ada. Bram lalu menuju ke kamar dan meminta Niken melayaninya di sana, lalu aku menyusulnya, sementara Sofi dan Yeni ke washroom untuk bersih-bersih. Niken menggapai orgasmenya saat aku dan Bram menyetubuhinya, karena penis Bram kecil maka aku sarankan ia melakukan lewat anus Niken sementara penisku yang panjang aku hujamkan dalam-dalam ke rahim Niken. Niken bergelinjang hebat oleh karena permainanku dan Bram. Bram kemudian tertidur karena kecapaian ditemani oleh Sofi. Aku sendiri mengajak Yeni dan Niken ke kamar lainnya dan menghabiskan malam panjang sampai spermaku terasa betul-betul terasa kering sudah dan akhirnya aku tertidur dalam pelukan dua bidadari.

Kami terbangun hampir bersamaan ketika matahari sudah tinggi lalu menuju kolam renang dan berendam di sana sambil sarapan pagi. Sore hari kami baru kembali ke Semarang dengan membawa bonus yang tak terlupakan. Bagi yang mau berbagi pengalaman atau kritik silakan hubungi aku, sebelumnya aku ucapkan terima kasih.

Cerita Mesum Petani bercinta

Otot tubuhnya terbiasa dengan yang keras sehingga tenaganya teruju kuat. Awalnya cewek seksi ini berkenalan 4 Bulan lalu dengan Seorang pemuda yang berprofesi sebagai buruh Tani. Walau singkat Hubungan Intim seks mesum sudah sering dilakukan. Nikmat sesaat itu terus menerus dilakukan di pematang sawah. Cerita Mesum Petani Seks ini menjadi kenangan bagi cewek abg seksi ini.

Dibujuk rayu, cewek inipun mau dan melakukan adegan seks mesum itu berulang kali. Dia saya desak dan dia mau membuka jaketnya, terus celana dalamnya saya lepas. kemudian nafsu birahi mereka pun dilakukan sampai terkulai lemas. Sebagai seorang petani, ia mungkin membutuhkan hasrat nafsu biologisnya tersalurkan, sehingga memberi tenaga dilain hal ia bekerja. Berikut Cerita Mesum Petani Seks selengkapnya


Rabu, 28 April 2010 , 09:57:00
Gadis SMP Digarap Buruh Tani
4 Bulan Kenalan, Hubungan Intim 5 Kali

Bagi berita/artikel ini kepada rekan atau kerabat lewat Facebook

PENAJAM-Nikmat sesaat membawa sengsara. Itulah nikmat yang dirasakan tersangka Amin Setyanto (19), buruh tani tinggal di Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) hingga mengantarkan dirinya masuk bui Mapolsek Waru. Apa pasal ? Amin dituduh berbuat nista mencabuli gadis umur, sebut saja Mawar (13) yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP di Waru hingga 5 kali.

Tentu saja perbuatan bejatnya itu diketahui orang tua korban setelah melihat perubahan perilaku aneh terhadap diri Mawar. “Orang tua korban lapor, langsung kami tindaklanjuti dengan menangkap pelaku. Pelaku mengakui perbuatannya,” ujar Kapolres PPU AKBP Widaryanto melalui Kapolsek Waru AKP Damiyat kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Mapolsek Waru, Selasa (27/4) kemarin.

Ikhwal kejadiannya bermula ketika tersangka yang hanya lulusan SMP ini dengan korban berkenalan sekira 4 bulan silam, lalu selama April ini hubungan kedua anak manusia berlainan jenis itu makin akrab saja, hingga akhirnya melakukan perbuatan layaknya suami istri. Sayangnya, Mawar yang masih ingusan ini melakukan itu atas dasar paksaan pelaku di sebuah rumah kosong di RT 4 Kelurahan Sesulu, Waru, Selasa 13 April lalu.

Lantaran terus dibujuk rayu, korban pun sampai melakukan itu hingga 5 kali. “Saya kenal dia (korban, red) baru empat bulan, dua bulan kemudian saya langsung pacaran. Pertama kali dia saya desak, dia mau saja lalu jaketnya dibuka, terus celana dalamnya saya yang lepas,” aku tersangka dengan polos.

Kejadian berikutnya di tempat berbeda di sebuah rumah di komplek perumahan perusahaan kebun kelapa sawit, bahkan Amin mengaku semalam 3 kali hubungan intim, total 5 kali tersangka mencabuli Mawar, hingga terungkap kasusnya setelah dilapori orang tua korban.

“Saya tanggung jawab Pak, kalau disuruh nikahi saya mau saja,” ucapnya dengan wajah memelas. Atas perbuatannya itu, kata Damiyat, tersangka dijerat UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.(pam)

Belajar Teknik bercinta

Cerita pengalaman ini adalah sebuah cerita dewasa yang menjadi informasi hiburan bagi pembaca. Cerita seks mesum dewasa terbaru pun menjadi kebutuhan benak pikiran seseorang. Cerita ngeseks ini, adalah sebuah cerita mahasiswa yang masih dalam pergaulan anak muda yang labil. Dengan berbagai keahlian, mahasiswa ini menjadi sangat bernafsu ketika perkenalannya dengan seorang wanita yang sangat cantik itu datang ke tempat kerja (freelance) nya dan berkenalan. Cerita ini pun berlangsung dengan sangat akrab, bahkan sampai adegan seks mesum pun terus menjadi rutinitas mereka

Dengan hasrat seksual yang cukup tinggi, mahasiswa ini terus bernafsu pada saat setelah perkenalannya. seks mesum yang mereka lakukan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. walau berbagai keahlian yang mereka punya, ternyata teknik bercinta pada adegan seks mesum adalah sebuah keahlian yang tak bisa hanya sebatas untuk dibicarakan. Seks mesum nafsu birahi ini pun menjadi sebuah cerita yang akan anda baca sepenuhnya. berikut cerita selengkapnya.


Ari Rumaidi adalah salah salah satu mahasiswa Informatikan PTS swasta terkemuka di Jakarta bertinggi badan 170 cm dan berat badan 58 kg, berkumis tipis, tidak begitu kekar memang akan tetapi otaknya sangat brilian dalam hal mengotak-atik serta pemograman komputer. Ia juga mempunyai bengkel servis Handphone yang ia kelola sendiri dengan si Mamat tukangnya. Biasanya liburan semester seperti ini Ari pulang ke rumah neneknya di Bandung atau pulang ke rumah orang tuanya di Semarang, akan tetapi liburan kali ini Ari sedikit malas dan ia pilih mengotak-atik elektronik di kios sevis HP-nya di salah satu Mall terkemuka di Jakarta.

"Selamat siang Ari," sapa suara cewek lembut nan menawan.
"Yach.. siang.." jawab Ari seraya medongakkan kepalanya ke arah suara itu.
"Eh.. Shinta.. tumben kemari, dari mana saja kamu?" tanya Ari.
Shinta adalah "kembang kampus" ditempat Ari kuliah dan Ari sudah mendengar selentingan bahwa Shinta juga sering gonta ganti laki-laki namun Shinta dan Ari beda fakultas. Kadang Shinta terlihat berjalan bareng dengan cowok muda cakep kemudian ganti dengan om-om senang, lantas beberapa waktu lalu Shinta akrab dengan Sony teman sefakultas Ari dan baru beberapa minggu mereka tidak terlihat lagi bermesraan.

"Ini Ar! HP-ku ngadat tolong betulin yach.." seru Shinta seraya menyerahkan HP-nya kepada Ari.
"Tumben Ar nggak liburan ke Bandung, kan di sana banyak mojang-mojang nan menawan?" selidik Shinta.
"Nggak.. males saja mendingan cari duit, sini coba aku periksa," kata Ari seraya berdiri meminta kemudian memeriksa HP Shinta.
"Ar! emmhh.. bisa ditunggu nggak," tanya Shinta.
"Nggak usah dech.. entar malem aku anterin ke rumah kamu, kasih saja alamatnya." kata Ari dengan menyodorkan secarik kertas.
"Itung-itung main ke rumah kamu, aku kan belum pernah sama sekali." sambung Ari.
"Thanks.. tapi gue punya kartu nama khok, nich" Shinta menyodorkannya kepada Ari.
"OK, tunggu entar malem yach jam 19:30" sahut Ari.
"Jangan Ar! jam 21:00 saja, soalnya aku ada janji dengan keponakan gue," cegah Shinta.
"Ehem.. keponakan apa kepenakan?" ledek Ari.
"Iiich.. sebbel dech.." kata Shinta sambil mencubit lengan Ari. Ari hanya bisa meringis saja dan melihat Shinta berlenggok ria dengan pingulnya yang aduhai.
"Huuhh.." keluh Ari.

Memang, siapa yang tidak kenal dengan Shinta di kampus itu, disamping dia anak pejabat ia juga betul-betul cantik. Tubuhnya sekitar 167 cm, badannya tinggi langsing dan kulitnya kuning langsat bak pengantin, namun ia juga terkenal sombong dan materialistis dimata cowok maupun cewek. Payudaranya seksi 36 dan rambutnya tergerai indah. Bibirnya seksi kelihatan kecil namun tebal dan bergigi indah apalagi kalau tersenyum dengan lesung pipitnya. Ari sendiri orangnya liberal namun tidak pernah berpikiran buruk terhadap gadis manapun, ia hanya berkonsentrasi pada bisnisnya.

Pukul 20:00 Ari mulai memacu Kijang hadiah ulang tahunnya yang ke-20 dari ayahnya dua tahun lalu dan hampir 45 menit Ari sudah menemukan alamat Shinta. Ari sengaja berpakaian santai mengenakan celana pendek komprang dan T-shirt made in Dagadu bermotifkan kartun lucu karena disamping ke rumah Shinta ia sebenarnya akan main ke rumah Sri pacarnya untuk menyerahkan HP teman sekost Sri. Ia lantas membelokkan kijang kesayangannya itu ke arah gerbang kemudian turun untuk memencet bel.

"Treett.. Treett.. Treett.." suara bel telah berbunyi.
Agak lama ia menunggu kemudian datanglah pembantu Shinta untuk membukakan gerbang.
"Nggak usah dibuka Bik, aku cuman nitip ini buat Shinta." sergah Ari sambil menyerahkan HP Shinta kepada Bik Ijah.
"Ngg.. tapi Mas, tadi Non Shinta pesen kalo ada Mas Ari disuruh masuk dul.." belum habis Bik Ijah berkata kata Shinta menyahut dari kejauhan.
"Ari.. masuk dulu, soory aku habis mandi nich.. aku tunggu di ruang tamu yach!" teriak Shinta.
Ari tidak menjawab, segera setelah Bik Ijah membukakan gerbang ia memasukkan kijangnya ke halaman namun Ari sempat melirik ke gumpalan pantat Bik Ijah yang masih padat.

Rumah itu berhalaman luas dan berhiaskan taman nan elok serta kolam ikan lengkap dengan air mancurnya.
"Mas Ari mau minum apa?" tanya Bik Ijah setelah Shinta menyilakan Ari duduk.
"Jahe hangat boleh?" jawab Ari singkat.
Sebelum Bik Ijah menghilang dari depan Ari, ia melihat Bik Ijah sempat memberikan senyuman genitnya kepada Ari.
"Dasar genit.. tapi bahenol juga itu Bibik," batin Ari sambil melirik ke arah Shinta dan Shinta tersenyum penuh arti di mata Ari.
"Aku baru saja datang dari rumah Sony, kami pun bertengkar hebat karena Sony orangnya pencemburu berat," Shinta mencoba menjelaskan.
"Lagian dia juga.." Shinta menghentikan pembicaraannya sejenak dan matanya menerawang jauh.
"Dan akhirnya kami pun berpisah.." imbuh Shinta datar, Shinta kemudian menyilangkan kedua pahanya yang bulat mulus itu, tungkainya kecil dan indah.

"Dilihat dari tungkainya, Shinta mempunyai nafsu seks besar dan tenaga si Sony rupanya tenaga ayam.." batin Ari, dalam hati Ari sendiri pun sudah mendengar kalau Shinta itu hasrat seksnya meledak-ledak bak merapi, hal itu dia dengar dari salah seorang sahabatnya yang pernah menjadi gacoan Shinta. Dari penjelasan Shinta, Ari tidak percaya 100% dilihat dari mimiknya yang tidak serius dan kata-kata Shinta yang tak sempat terucap tadi. Ari sendiri adalah cowok bertubuh langsing bukan atletis dan dilihat dari tinggi dan kepalan tangannya, penis Ari pasti lebih dari cowok-cowok lainnya. Panjangnya sekitar 15 cm dengan diameter 3 cm, Ari sendiri pandai berolah gerak di ranjang dan tanpa sepengetahuan teman-teman lainnya Ari sudah seringkali diajak kencan oleh tante-tante girang di Jakarta.

"Sorry, aku pakai ginian nggak pa-pa kan, abis mandi kan biar segar.." Shinta mencoba memohon karena ia hanya memakai sleeping jas tanpa BH. Kedua putingnya terlihat menggunung tegak ke depan sehingga kedua putingnya tersembul merangsang di balik sleeping jasnya.
"Nggak pa-pa kok, santai saja.. malah.. oh nggak.." kata Ari.
"Malah apa Ar.. kamu senang, kan?" tanya Shinta diikuti silangan kedua pahanya yang mulus.
"I.ii.iya.. eh.. nggak.." jawab Ari sekenanya.
"Nggak pa-pa Ar, kita udah sama-sama besar kok," seru Shinta menetralkan suasana kaku yang tiba-tiba menyelimuti mereka.
"Silakan diminum jahenya Ar?" kata Shinta mempersilakan Ari.
"Terima kasih Shint, oh iya nich HP-mu udah betul, kalo ada komplain hubungi aku yach." jawab Ari seraya meneguk habis jahe bikinan Bik Ijah.

Entah dicampur dengan ramuan apa jahe itu sehingga tubuh Ari terasa lebih hangat dan berdesir kencang darahnya. Bik Ijah memang pembantu yang hebat, selain dia pintar memasak dia juga pandai mebuat minuman berkhasiat.
"Bik Ijah memang masih muda sekitar 32 tahunan menurut taksiran Ari dan ia adalah bukan janda juga bukan gadis karena ia telah ditinggal entah kemana oleh suaminya sekitar 3 tahun lalu," jelas Shinta. Shinta lantas mencoba HP-nya dan ia meminta Ari keluar, ke halaman sebentar karena ia akan menghubungi HP Ari.
"Yach Shin.. suaranya bagus kok," jawab Ari singkat.
"Entar dulu jangan di tutup dulu," sergah Shinta.
"Emang ada apa Shint? udah bagus kok suaranya aku terima," kata Ari sambil berjalan ke arah ruang tamu kembali.

"Emmh.. kamu mau nggak tidur di sini entar malem?" pinta Shinta.
Ari kaget bukan kepalang karena hal ini tidak pernah ia bayangkan sama sekali dan ia tiba-tiba setengah gugup, sejenak ia terdiam namun batinnya bergejolak karena minuman jahe hangat dicampur telor bebek, merica dan madu murni.
"Mmm.. tapi.." kata Ari.
"Nggak pa-pa Papiku lagi ke Surabaya kok, biasa ada proyek dan Mamiku lagi ke Bandung karena ada acara keluarga," kata Shinta.
"Jangan ngeres dulu akh.." imbuh Shinta.
"Eh siapa yang ngeress, aku cuman bingung.. kan ada Bik Ijah!" sergah Ari.
"Aaakh.. ngak usah pakai alasan macem-macem, pokoknya mau kagak?" tanya Shinta.
"Boleh.." sahut Ari singkat.
"Kalo gitu kita ke ruang tengah saja yach sambil lihat televisi atau film bagus karena aku punya koleksi baru dari Papi saat dinas ke luar negri.." ajak Shinta.

Berdua mereka menuju ke ruang tengah nan luas itu, berhamparkan karpet hijau muda dan bantal bantal dacron besar. Di sisi ruangan itu ada sebuah sofa panjang mengahadap ke kolam renang Ruangan itu terpisah dengan ruang lain dan hanya terhubung dengan sebuah pintu, menghadap ke kolam renang di samping rumah. "Kolam renang itu sendiri terisolasi dari ruangan lainnya dan sangat privacy sekali apalagi berdua dengan dara cantik," Ari menghela nafasnya dalam-dalam.Sedetik tubuh Ari mulai nyaman di lingkungan baru tersebut, lantas mengambil sebatang kretek 76-nya kemudian mengambil tempat duduk di karpet. Shinta lalu menceritakan tentang diri dan keluarganya yang sudah terancam hancur, papinya punya WIL dan maminya juga sering berganti-ganti gigolo untuk melampiaskan hasratnya.

Malam semakin larut dan jam dinding sudah menunjukkan pukul 21:30, Ari dan Shinta masih terpaku di hamparan karpet menyaksikan acara TV yang kelihatan membosankan. Berkali-kali Shinta memindah channel akan tetapi tidak ada yang menarik kemudian setelah ngomong kepada Ari Shinta menyalakan VCD semi XX.
"Mau nggak liat BF daripada acaranya membosankan, aku punya dua nich?" tanya Shinta.
"Aku sich seneng saja.." jawab Ari datar dikuti kepulan asap harum kretek kesukaannya.
"Ach sialan, emang lo yang nggak seneng apaan?" kata Shinta sambil menyalakan VCD XX-nya.
Kedua insan itu ngobrol ngalor-ngidul sambil menikmati anggur merah kesukaan Shinta dan sesekali saling cubit.

Meskipun bukan pacarnya, akan tetapi Shinta adalah teman akrab Ari untuk tempat belajar mata kuliah yang Shinta sendiri tidak mampu mengatasinya. Biasanya Shinta konsultasi mata kuliah dengan Ari di bengkel kerja Ari di Mall dan sehabis itu Shinta traktir makan siang. Tak lebih dari itu memang hanya sebatas hubungan baik dan Ari juga tidak berani bertindak lebih jauh lagi karena takut Shinta tersinggung ataupun Ari bukan type Shinta.

Pada adegan ranjang, wajah Shinta nampak mulai memerah tegang menahan hawa nafsunya. Kedua pahanya yang sejak tadi diam kini mulai kelihatan gelisah dan ia coba untuk digesek-gesekkan sendiri. Ari tahu memang apa yang sedang dialami Shinta dan juga pernah dialami oleh Sri, pacarnya. Shinta dengan sedikit kaku mendekatkan diri kepada Ari dan berbisik, "Ar! mau nggak kamu puasin aku malam ini?" tanya Shinta mengharap. Tanpa menjawab Ari kemudian mendekatkan diri ke shinta yang bersandar pada sofa, lengannya dilingkarkan di pundak Shinta kemudian Ari membisikkan sesuatu ke telinga Shinta.

"Kamu horny malam ini Shin?" tanya Ari.
"Akkh.. pake nanya lagi, mumpung lagi sepi.." kata Shinta sewot seraya mendaratkan french kiss di bibir Ari.
"Bik Ijah kemana..?" tanya Ari.
"Mau main berdua dengan Bik Ijah, kata Sony sich mainnya Bik Ijah lembut menghanyutkan." imbuh Shinta.
"Tapi entar lo puasin gue dulu nanti kalo memang aku udah ngilu kita gantian." kata Shinta kemudian merebahkan dirinya di pangkuan Ari.
"Mmmpphh.. aku ingin kehangatanmu malam ini Arr, karena tak ada lagi yang aku dapat harapkan.." pinta Shinta sambil meraba penis Ari yang sudah mulai setengah tegang.
"Mmpph.. punyamu panjang and besar.. benar dugaanku.." bisik Shinta.
"Kamu pasti akan menggelinjang kegelian nikmat Shin." sahut Ari seraya mendaratkan french kiss.

Berdua mereka sudah hanyut dalam buaian cumbuan penuh birahi, Ari sendiri sudah sibuk dengan pekerjaan tangannya di kedua bukit kenyal Shinta yang semakin kenyal saja. Tubuh Shinta menggeliat bak cacing kepanasan dan perlahan tangan Ari turun ke arah perut Shinta melepas tali sleeping jasnya. Kini sleeping jas telah terbuka dan tubuh Shinta mulai kelihatan mulusnya, di sudut selangkangannya tumbuh rambut-rambut halus terawat dan tepat di bawahnya ada segumpal daging yang merekah berwarna pink.

Tangan Ari turun ke bawah lagi untuk menggapai vagina Shinta yang sudah mulai membasah, dengan tetap mencumbui bibir Shinta Ari mulai membuka bibir luar vagina Shinta yang tebal seksi itu.Kedua jari telunjuk dan jari tegahnya ia buka membentuk huruf V. Tangan "V" Ari itu mulai menggosok lembut, mengapit, menjepit lembut dan sesekali dibuka lebih lebar lagi. Sementara jempolnya menekan lembut klitoris Shinta untuk memberikan sentuhan yang luar biasa nikmatnya. Tubuh Shinta kini oleng diiringi desahannya, sleeping jasnya ia buka tergesa-gesa dan dihempaskan di sofa.

Tubuh mulus putih itu kini menggelinjang-gelinjang di pangkuan Ari, sentuhan tangan Ari tidak hanya terbatas itu saja dan pada suatu kesempatan telunjuknya masuk ke lubang vagina Shinta dan di tusuk-tusukan lembut. "Uuugghh.. oogghh.. oogghh.. Arr.. aaghh.. tusuk teruss.. sshh.. Arr.." pinta Shinta terbata-bata memelas. Matanya merem melek, kedua bibirnnya terbuka mendesis, mendesah dan kedua pahanya ia buka lebar-lebar menikmati sensasi yang ada. Tangannya mecoba menggapai karpet untuk diremas karena ia menahan rasa ngilu, geli dan nikmat bercampur jadi satu karena permainan dua jari Ari. Kepalanya terlihat sesekali terangkat tak kuat menahan sensasi dua jari dari Ari. Shinta lalu melipat lututnya dan membuka lebar-lebar agar tangan Ari mampu membuatnya menggapai orgasme yang dirindukannya. Tubuhnya semakin bergelinjang hebat dan kini tangan Shinta mulai merangsek celana pendek Ari, kemudian dilemparkannya sembarangan lalu tangannya terlihat menelusup ke dalam CD Ari. Ari tampaknya terengah juga mendapat perlakuan seperti itu, apalagi dalam sekejap Shinta sudah melepas CD Ari dan melumat batang pejal nan hangat itu.

"Aaakkhh.." pekik Ari saat Shinta mulai mengulum "topi baja" penisnya. Sensasi yang ditimbulkan akibat lingkaran kepala penis itu membuat Ari tegang dan sejenak ia melepaskan kuluman di puting Shinta. "Sesshh.. ookhh.. Arr.." Shinta hanya bisa merintih saat Ari mulai merebahkan dirinya dan mengatur posisi Shinta di atas. Shinta berdiri merangkak dengan lutut kirinya sementara lutut kanannya tetap tegak bagi orang jongkok. Posisi demikian adalah posisi bagus untuk melakukan seks 69 karena dengan begitu selangkangan Shinta mengangkang maksimal dan vaginanya terlihat merekah pink. Dengan lahap Ari mulai mematukkan ujung lidahnya tepat di klitoris Shinta sehingga membuat Shinta kelonjotan, sementara kedua jari telunjuk dan tengahnya membuka, sesekali menggosok lembut bibir luar vagina Shinta. Si pemilik lubang hanya mampu mendesah saat lendirnya mulai melumasi lubang kenikmatan miliknya dan memberikan rasa geli yang amat nikmat.

"Aaaoogghh.. emmpphh.. sedoth teruss Arr.." desah Shinta ketika Ari mulai menghisap lembut bibir dalamnya dan dilain bagian tangan Shinta juga mulai melakukan pekerjaannya mengocok, kadang membelai lembut batang hangat milik Ari. Ari hanya bisa merasakan sedikit asin saat mani Shinta mulai meleleh sedikit demi sedikit dan dihisapnya hingga terasa kesat bagi Shinta.Shinta sendiri rupanya dendam dengan orgasme karena si Sony ternyata hanya ayam sayur dimata Shinta.

Kocokan Shinta di penis Ari sebaliknya tidak terasa nikmat bagi Ari karena Shinta kocokannya tak karuan alias ngawur. Shinta hanya konsentrasi menggapai nikmatnya orgasme dengan mulut Ari dengan gelitik kumisnya. Gelitik kumis Ari di lembah antara bibir luar dan bibir dalam membuat Shinta semakin erat mencengkeram penis Ari dan karpet. "Ooouugghh.. aakkhh.. aakkhh.. Arr.. oogghh.. kumismu.. gelii.. aaghh.. aahh.. aahh.. aku.. keluaarr.." ceracau Shinta tak karuan, pinggulnya dihempaskan ke belakang menekan wajah Ari, tubuhnya mendongak melepas cengkeraman tangannya di penis Ari. Wajahnya mendongak ekspresif, matanya merem melek, kedua tangannya terlihat meremas rambutnya, kedua bibirnya terbuka lebar dan mendesis kenikmatan. Lidahnya menjilat bergantian di kedua lapis bibirnya menjulur tak peduli suaranya memekik memenuhi ruang itu.

Ari masih terlihat menjilat sisa-sisa lelehan mani Shinta yang masih terlihat meleleh di bibir luar lubang vaginanya hingga kesat dan Ari telah mempersiapkan jurus kedua bagi Shinta.Ari kelihatan puas membuat Shinta kelonjotan. "Oogghh.. ooghh.. makasih Arr.. emmpphh.." Shinta masih terengah kelelahan.

Perlahan Ari membalikkan tubuh langsing Shinta dan kemudian menggotongnya.
"Mau kemana Yang?" tanya Shinta manja dan masih terlihat sisa-sisa orgasme pertamanya namun Shinta tidak protes sebagai tanda tidak kesetujuannya.
Dalam bopongannya Shinta mencoba meraih bibir Ari dan mengulumnya.
"Heemmhh.. Yang.. aku.. pasti akan kau buat puas malam ini," bisik Shinta.
Kedua tangannya tetap dililitkan di leher Ari, saat Ari mulai menyandarkan tubuh indah kebanggaannya di sofa panjang. Shinta hanya terlihat pasrah apa yang diperbuat Ari yang kini beringsut mengambil dacron kecil dan diselipkannya di bawah pantat Shinta. Shinta sadar bahwa ia hanya ingin menjadi obyek untuk beberapa kali tempo foreplay ini maka dari itu ia hanya pasrah apa yang akan diperbuat Ari padanya.

Ari berlutut dan sejenak memandangi vagina Shinta yang terlihat tambah mencuat dan merekah karena pengaruh ganjalan dacron kecil di pantatnya. Klitorisnya semakin kelihatan menonjol kenyal karena terangsang hebat. Ari melipat kedua lutut Shinta dan meletakkan kakinya bertumpu pada sofa sehingga kelihatan seperti jongkok lalu mengisyaratkan Shinta untuk membuka lebar-lebar. Shinta hanya terpejam dan mendesis lembut saat Ari mulai mencumbui lubang vaginanya.

"Hemmhh.. vaginamu..harum.. Shin.. dann.. emmhh.." puji Ari yang masih terlihat sibuk dengan hisapan dan kuluman di selangkangan Shinta.
"Oookhh.. hisapanmu.. aakhh.. Ari sayaangg.." rengek Shinta panjang saat Ari mulai membuka bibir luar vagina Shinta dan menghisap bibir dalamnya.
"Aduuhh.. aahhgghh.. aahhkk.. aakkhh.. uughghh.. ngg.. emmpphh.." Shinta mulai mengigil lagi.
"Ooohhkkhh.. aakkhh.." pekik Shinta tertahan saat tiba-tiba Ari merebahkan tubuhnya dan kembali mengangkat ke tepi sofa. Pantat seksi Shinta diletakkan di sandaran tangan sisi sofa tersebut dan kedua lututnya tetap terlipat dan pahanya mengangkang lebar.

"Uuugghh.. Arr.. mau diapain guee.." tanya Shinta lemah. Tubuhnya tergolek indah dan pinggulnya terangkat tinggi di sandaran tangan sisi sofa. Ari tergopoh-gopoh ke sisi pinggul Shinta di sisi sofa dan ia berlutut di sana, tangan kirinya mulai meremas lembut dada Shinta yang kenyal. "Oookhhk.. Yaanngg.. aakhh.. ookhh.. nikmathnyaa.. aahhgghh.." desah Shinta merasakan kecupan bibir Ari di labia minoranya. Sensasi akibat gelitikan kumis Ari dan pilinan tangan kiri Ari di puting kanannya membuatnya teregah-engah. Terlihat Shinta mulai meremas sendiri payudara kirinya, wajahnya tegang memerah menahan birahi yang amat sangat mendesak untuk disemburkan.

"Aaakhh.. aahhgg.. oohhgg.. oohh.. Arr.. aku mau keluaarr.. nikmatt.." pekik Shinta saat kecupan bibir Ari mulai menggesek lembut lemah vaginanya. Bibir dalam vaginanya terhisap lembut namun terasa kuat dan dahsyat, lubang vaginanya juga terasa penuh gerigi lembut lidah Ari yang menyusup ke sana. Vagina Shinta seperti menetek ke lidah Ari, sementara lidah Ari mulai menjulur keluar masuk di vagina Shinta.

"Akuu.. kelluuarr.. Arr.. aaggh.. sshh.. aaghh.. aaghh.. uugghh.. sshh.. ooh my god.. nikmath banget.." Shinta terpekik keras saat Ari menghisap dalam dan mengapit kedua bibir dalam vagina Shinta dengan kedua bibirnya sementara lidah Ari dijulurkan maksimal ke dalam lubang rahimnya dan mengaduk aduk G-spot Shinta.

"Arr.. aku nggak tahaann.. nngghh.. aakgghh.. oohh.. Arii.. mmpphh.." ruangan itu kini penuh dengan desahan histeris Shinta. Shinta sudah tidak mempedulikan Ari lagi dan ia hanya ingin segera dapat menyemburkan maninya banyak-banyak agar tubuhnya terasa ringan dan lega."Aaahh.. Arr.. Aku keluarr.. ooghh.. laagii.. aawww.. aaghh.." pekik Shinta mengakhiri orgasmenya yang entah keberapa. Tubuhnya kelonjotan, bergelinjang-gelinjang kenikmatan. Ari sendiri sebenarnya sudah merasakan orgasme saat Shinta menikmati permainan oralnya, lubang penisnya terlihat meleleh cairan bening. Ari masih mengulang-ulang permainan mulutnya di vagina Shinta kali ini ia berdiri merangkak mengangkangi Shinta.

"Arr.. udah doongg.. ayoo masukiinn.." rengek Shinta.
"Mmmpphh.. semakin harum saja lubangmu Shin, apalagi cairanmu ini.." kata Ari seraya membenamkan kembali wajahnya di lubang Shinta.
"Sluurrphh.. Sluurrphh.." suara lidah Ari kenikmatan.
"Aaawww.. aawww.. uugghh.. aa.. Arr.. Pleasee.. masukin.. cepet.." rengek Shinta lagi.
Rupanya Shinta sudah tidak kuat menahan geli yang amat sangat dari permainan lidah Ari apalagi kalau dihisap bibir dalamnya terasa ubun-ubunnya ikut terhisap. Shinta sudah hampir tak punya tenaga lagi terasa terkuras bersama semburan maninya berkali-kali.

Ari kemudian membimbing Shinta bersandar di sofa lalu memberikan french kiss yang lembut berdiri dengan lututnya, cukup lama kedua insan itu bercumbu. Ada sensasi lain yang ia rasakan selain nafsu dan kini hatinya sedikit gundah.

"Ar! makasih yach, permainanmu memang hebat.." puji Shinta.
"Maukah kamu." imbuh Shinta.
"Ssstt.. nggak perlu dilanjutin aku tahu kok apa yang kamu akan ucapkan, lagian permainanku kan belum puncak.." sergah Ari sambil menempelksn telunjuk kanannya di bibir Shinta.
Kedua insan itu lantas terdiam kemudian saling membisu.
"Shin, maukah kamu menjadi kekasihku, lebih dari apa yang kita lakukan sekarang..?" tanya Ari sembari melepas kecupan di kening Shinta memecah kesunyian.
Rupanya diam-diam Ari terpesona dengan ekspresi Shinta, demikian Shinta takluk di lutut Ari. Ari kemudian teringat Sri pacarnya yang ia pacari hampir 1 tahun lalu dimana Sri hampir tidak pernah mau dengan permainan oral Ari. Sri sendiri tidak begitu antusias dengan seks dan hal ini tidak seimbang dengan hasrat Ari.

"Ar! kamu udah tahu semua tentangku kan? dan aku tidak mau mengecewakan kamu." kata Shinta.
"Apa pun itu Shin aku menerimanya, aku juga bukan orang yang suci." balas Ari datar.
"Lagian kamu orangnya hebat, nafsunya hot dan yang paling aku suka adalah keenam bibirmu," puji Ari."Enam..?" Shinta penasaran.
"Iya emang kamu nggak merasa.. apa?" tanya Ari sambil menenggak jahe gingsengnya yang kini sudah mulai digin. Shinta masih tampak kebingungan dengan maksud Ari. Kemudian Ari mengambil tempat duduk di sebelah kiri Shinta lalu mengambil kedua paha Shinta dan ditempatkan di pahanya. Tangan kanannya merengkuh tengkuk Shinta yang kini tergolek di pelukannya.

"Aku suka tubuhmu yang indah Shin.. tinggi, pinggulmu panjang, bibirmu yang tebal ini mengingatkan aku seperti milik Titi DJ, pantatmu padat berisi apalagi ini.." puji Ari seraya mengulum puting Shinta.
"Emmpphh.." sedang tapi kenyal bukan main.
"Ditambah dengan ini.. keempat bibir bawahmu yang tebal lembut dan harum terawat," puji Ari tak henti-hentinya.
Shinta semakin melambung ke awan dengan pujian dan rayuan Ari, kini aliran darahnya mulai mengalir deras kembali dan hangat terasa di bagian bawah pori-porinya. Tubuhnya terasa haus pelukan lagi menandakan gairahnya terbakar lagi. Ari masih terlihat menjilat, mengulum seluruh bagian kepala Shinta, penisnya terlihat sedikit mengendor. Ari tahu bahwa Shinta mulai horny lagi dan kini ia meningkatkan tempo pemanasannya.

"Uuugghh.. aagghh.. aagghh.. Arr.. aku mau lagi, Yang!" rengek Shinta lagi.
"Kita ke kolam renang yuk.." ajak Ari, kemudian dalam sekejap Shinta sudah dalam bopongan Ari.
Keduanya terlihat mencebur kolam bersamaan. Ari dan Shinta berenang telanjang bersama dan sesekali bercumbu mesra. Lima belas menit kemudian naik ketepian dan berjalan ke arah tembusan pintu dapur.

"Bik Ijaahh.. temenin aku doongg.. pakai tuh baju renangku di kamar mandi.." teriak Shinta keras sambil mengetok pintu.
"Tapi Shin.." sergah Ari.
"Ar, rasanya aku nggak kuat dech meladeni nafsu kamu yang.." Shinta mencoba menghentikan perkataannya seraya mendekat ke Ari.
"Iya Neng Shinta.." sahut Bik Ijah dari dalam.

Setengah menit kemudian Ijah keluar dan sudah mengenakan pakaian renang milik Shinta dan handuk dililitkan di pinggulnya.
"Wow kalo begini ini sich bukan pembatu tapi pantas jadi nyonya rumah.." guman Ari.
"Tubuhnya sintal, dadanya menggunung 36B, kulitnya kuning mulus, pantatnya.. wow sungguh pemandangan indah.." Ari masih terkagum pada penampilan Bik Ijah.
"Hush.. jangan bengong.. aku duluan.." protes Shinta memecah lamunan Ari.

Kemudian Bik Ijah menceburkan diri ke kolam renang lalu berenang sepuas hatinya. Di sisi kolam Ari dan Shinta mulai bercumbu, Shinta mengapitkan kedua pahanya di pinggul Ari karena kurang tinggi. Ari bersandar di tepian kolam dan mencumbui leher dan bibir Shinta bergantian."Emmhh.. oogghh.. aagghh.. Arr.. shhss.." desah Shinta memulai permainannya. Ijah mendekat ke arah Ari dan Shinta dan mengambil tempat di belakang Shinta, Ia membantu mengikat rambut Shinta. Kemudian Ijah perlahan melepas pakaian renangnya dan menempelkan dada motoknya di punggung Shinta.

"Ooohh.. hangat.. tetekmu.. Biik.. oohh nikmat Ar.." Shinta terbata. Ijah kemudian menggosok dan sesekali menekan sambil diputar payudaranya di punggung Shinta secara teratur.
"Emmphh.. aakhh.. aagghh.. sshh.. nngghh.. Ohh Arii.. lidahmu.. gelii.. oogghgh.. Ijah.. Ijahh.. oogghh.. tetekmu.. ooghh putingmu gelii.." ceracau Shinta tak karuan.
Ari melepaskan satu tangannya dari bokong Shinta dan melesak ke selangkangan Shinta.
"Aawww.. uughh.. pelan-pelan Arr.." Shita kesakitan karena Ari sedikit kasar tadi.
"Ar! penismu udah tegang.. masukin yach," rajuk Shinta lalu merapatkan kedua dadanya ke dada Ari dan menggeser ke belakang pinggulnya.

Sedetik kemudian..
"Slerrpphh.." dan, "Aaagghh.. aagghh.. oohh.. penismu panjang, Yang.." desah Shinta yang kemudian menggoyang pinggulnya pelan.
"Emmpphh.. oohh.. Arr.. nikmat Sayangg.." Shinta merem melek. Sensasi yang ia rasakan adalah kehangatan diantara dua tubuh dan sensasi pijatan air akibat gerakan maju mundurnya.Shinta masih bergelayut di pundak Ari, wajahnya expresif miring ke kiri sementara Ari melingkarkan lengannya di tubuh kedua wanita itu. Ari memainkan lidahnya di rongga Ijah untuk mencumbui wanita bahenol itu dan tampaknya Ijah sudah sangat terangsang. Permainan mulutnya sangat lembut dan penuh birahi, wajahnya memerah menahan birahinya.

"Mmmpphh.. Mass Arii.. ookhh.." desah Ijah.
"Biik puter lagi putingmu.. cepeeth.. aaughh.. aku.. aakk.. takk.. kuuwww.." Ijah tidak menjawab namun kedua putingnya ditekan keras lalu diputarnya, kedua tangannya memilin dan meremas payudara Shinta. Ari sendiri melepaskan kedua sanggahan tangannya di pantat Shinta karena Shinta sudah mempererat himpitan kedua pahanya di pinggangnya. Tangan Ari lalu menjelajahi pantat Ijah kemudian membukanya dan mulai permainan kedua telunjuknya di area antara vagina dan pantat Ijah. Telunjuknya ia gosokkan pelan dari arah belakang. "Ssshh.. oohh.. Mass.. sshh.. Arii.. tusuk lebih dalaam Mass.." Ijah mulai menggigil.

"Arr.. aawww.. aawww.. eengghh.. oogghh.. Aku keluaarr.. aahh.. aahh.. aahh.. oogghh.. ouughh.. sshh.. Arii.. aku gellii.." Shinta lalu mencabut gigitan vaginanya karena geli menahan orgasmenya kali ini. Ia mendorong kuat-kuat kedua kakinya ke dinding kolam sampai Ijah terhempas ke belakang dan gelagapan.

Kemudian Shinta berenang ke tepian, berjalan mengambil handuk lalu duduk di kursi menenggak jamu bikinan Ijah. "Maaf Bik, aku tadi ngilu banget.. sekarang milikmu.." Ari sejak tadi hanya terdiam karena spermanya sebetulnya tadi ingin segera ia semprotkan ke rahim Shinta kini tertunda. Akan tetapi kekecewaannya terobati setelah Ijah mendekatinya lalu mengajaknya ke tepian kolam. Ijah memposisikan dirinya doggy style kesukaannya dan dari sisi kolam yang dangkal Ari menghujamkan 16 cm penisnya keras-keras ke vagina Ijah. Ijah sendiri sebetulnya suka seks gaya sedikit keras dan tampaknya ia menikmati kocokan Ari.

Kocokan demi kocokan Ijah terus melenguh, mendesah, kadang menghempaskan tubuhnya menahan geli akan tetapi Ari kali ini tidak mau melepaskan mangsanya begitu saja, ia mencengkeram pinggul Ijah erat membuat Ijah semakin kelonjotan berteriak-teriak kegelian bercampur nikmat yang amat sangat. "Mass.. Arrii.. akuu.. aaghh.. aaghh.. aaghh.. oohh.. mauu.. lagii.." teriak Ijah panjang. Ari mekin keras menghujamkan penisnya ke dalam rahim Ijah dan semenit kemudian Ari dan Ijah berteriak keras bersamaan melepas semua beban birahinya. Shinta hanya tersenyum kelelahan di kursi sana lalu menawarkan minuman penghangat bagi Ari dan Ijah. Malam bergulir seiring dengan desahan manusia yang haus seks di rumah itupun mengiringi datangnya sang fajar.

Seminggu setelah kejadian itu, Ari putus dengan Sri dan resmi menjadi pacar Shinta dan rasanya mereka cocok dalam hal seks. Beribu macam gaya telah mereka lakukan untuk meraih kepuasan birahinya. Ijah sendiri kemudian menjadi wanita panggilan papan atas, atas saran Shinta daripada hanya sebagai pembantu.